NetApp Bidik Pasar Hybrid Cloud di Indonesia

Kamis, 12 Agustus 2021 - 21:46 WIB
Ilustrasi. FOTO/IST
JAKARTA - Penyedia layanan penyimpanan data yang memanfaatkan hybrid cloud , NetApp Indonesia akan melakukan penetrasi pasar penyimpanan data ke sektor pemerintahan dan sektor industri di dalam negeri. Hybrid cloud baru tersebut memiliki kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya kepada pelanggan dengan keunggulan kompetitif.

Country Manager NetApp Indonesia Ana Sopia mengatakan dengan kapabilitas dan pengalaman bersama mitra global, pihaknya optimis mampu menggaet pasar yang fokus pada pemanfaatan hybrid cloud. Hybrid cloud sendiri merupakan penyimpanan data yang memanfaatkan campuran layanan antara penyimpanan lokal (on premises atau private cloud), public cloud maupun platform yang sudah ada sebelumnya.

“Dengan lanskap ekonomi makro yang sangat mempengaruhi kompeksitas bisnis dan kehati-hatian dalam mengatur keuangan, akan banyak perusahaan atau korporasi menghadapi tuntutan untuk beradaptasi mencapai efisiensi, kecepatan dan keamanan yang lebih baik,” ujarnya di Jakarta, Kamis (12/8/2021).



Baca Juga: Hybrid Cloud ala Cisco Bikin Perusahaan Cepat Beralih ke Digital

Dia menyebutkan, tantangan utama proses transformasi layanan korporasi ke hybrid cloud saat ini, diantaranya inefisiensi, kesenjangan dalam kemampuan serta kemampuan memilih platform yang tepat.

“Di saat banyak perusahaan yang mulai mengadopsi hybrid cloud, namun beberapa di antara mereka baru bisa menerapkan hybrid cloud yang sifatnya masih cukup mendasar. Misalnya, belum dapat mengintegrasikan layanan dan aplikasi secara lintas bidang. Pendekatan-pendekatan hybrid cloud yang diterapkan saat ini masih banyak yang kurang matang,” ungkapnya.

Optimisme tersebut, juga didasari pada kepercayaan mitra kerja NetApp di sejumlah perusahaan multinasional, termasuk sektor pemerintahan, dimana salah satu mitra kerja yang memanfaatkan jasa mereka yakni Astra Zaneca maupun pemerintah federal USA.



Optimisme penetrasi ke pasar dalam negeri tersebut juga didasari pada prediksi International Data Corporation (IDC) 2021, bahwa lebih dari 90% perusahaan di Asia Pasifik akan mengandalkan campuran layanan antara penyimpanan lokal (on-premises) atau private cloud, public cloud maupun platform yang sudah ada sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur mereka. Di dalam negeri sendiri, telah tersedia platform layanan penyimpanan cloud diantaranya WAS, Azure, GCP serta yang terbaru Tencent Cloud asal China.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More