PLN: Holding BUMN Panas Bumi adalah Manifestasi Nasionalisme Energi Indonesia
Senin, 16 Agustus 2021 - 13:28 WIB
JAKARTA - Perjuangan kemerdekaan ditandai munculnya semangat persatuan dalam gerakan bangsa Indonesia. Perjuangan yang sebelumnya tersebar dalam kelompok-kelompok kecil, menjadi sebuah gerakan kemerdekaan yang besar.
Kekuatan yang tadinya lemah di hadapan penjajah, menjadi satu kekuatan besar yang menandingi kolonialisme.
Nasionalisme inilah yang sedang diperjuangkan kembali oleh Pemerintah sekarang melalui arahan dan kebijakan strategisnya di berbagai sektor, salah satunya di sektor panas bumi (geothermal).
Pengelolaan sektor geothermal yang sebelumnya terpisah-pisah, dikonsolidasikan sehingga menjadi proses bisnis besar yang terintegrasi. Proses bisnis yang sebelumnya terpencar, melalui streamlining, menjadi dikelola dengan efektif dan efisien. Dengan sinergi BUMN, pengelolaan geothermal yang sebelumnya dilakukan dengan modal terbatas pun, menjadi kekuatan besar di tengah persaingan global dalam rangka menjaga kepentingan nasional.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi menjelaskan bahwa kebijakan yang sedang digalakkan Pemerintah sekarang akan membuat nilai tambah potensi alam Indonesia bisa semakin besar, utuh, dan membawa manfaat yang optimal.
"Pembentukan holding geothermal adalah misi besar Pemerintah untuk mengoptimalkan potensi geothermal yang dimiliki oleh Indonesia, sehingga menghasilkan kemakmuran bagi negara dan masyarakat. Oleh karena itu, PLN siap mendukung holding geothermal," ungkap Agung, Senin (16/8/2021).
Saat ini potensi energi panas bumi Indonesia mencapai 25 GW, atau setara 40% cadangan potensi panas bumi dunia. Namun pemanfaatannya baru sekitar 2,1 GW. Melihat besarnya potensi tersebut diperlukan upaya terobosan untuk mengakselerasi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
Holding dibentuk dalam rangka mengintegrasi dan mengefisiensi proses bisnis dan operasi, mulai dari eksplorasi sampai pembangkitan yang menghasilkan listrik.
Kekuatan yang tadinya lemah di hadapan penjajah, menjadi satu kekuatan besar yang menandingi kolonialisme.
Nasionalisme inilah yang sedang diperjuangkan kembali oleh Pemerintah sekarang melalui arahan dan kebijakan strategisnya di berbagai sektor, salah satunya di sektor panas bumi (geothermal).
Pengelolaan sektor geothermal yang sebelumnya terpisah-pisah, dikonsolidasikan sehingga menjadi proses bisnis besar yang terintegrasi. Proses bisnis yang sebelumnya terpencar, melalui streamlining, menjadi dikelola dengan efektif dan efisien. Dengan sinergi BUMN, pengelolaan geothermal yang sebelumnya dilakukan dengan modal terbatas pun, menjadi kekuatan besar di tengah persaingan global dalam rangka menjaga kepentingan nasional.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi menjelaskan bahwa kebijakan yang sedang digalakkan Pemerintah sekarang akan membuat nilai tambah potensi alam Indonesia bisa semakin besar, utuh, dan membawa manfaat yang optimal.
"Pembentukan holding geothermal adalah misi besar Pemerintah untuk mengoptimalkan potensi geothermal yang dimiliki oleh Indonesia, sehingga menghasilkan kemakmuran bagi negara dan masyarakat. Oleh karena itu, PLN siap mendukung holding geothermal," ungkap Agung, Senin (16/8/2021).
Saat ini potensi energi panas bumi Indonesia mencapai 25 GW, atau setara 40% cadangan potensi panas bumi dunia. Namun pemanfaatannya baru sekitar 2,1 GW. Melihat besarnya potensi tersebut diperlukan upaya terobosan untuk mengakselerasi pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
Holding dibentuk dalam rangka mengintegrasi dan mengefisiensi proses bisnis dan operasi, mulai dari eksplorasi sampai pembangkitan yang menghasilkan listrik.
tulis komentar anda