Pengusaha Dorong Ekspor Komoditas Pertanian
Rabu, 18 Agustus 2021 - 22:34 WIB
JAKARTA - Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah khususnya Kementerian Pertanian di bidang ekspor komoditas pertanian dalam program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Apalagi, sebagian dari para eksportir anggota GPEI, selama ini telah mengekspor komoditas pertanian seperti kopi, kakao, biji mete, vanili, sarang walet, dan sejumlah komoditi lainnya ke berbagai negara di Asia, Eropa, AS, Australia.
"Tren ekspor komoditas pertanian ke berbagai negara masih besar peluangnya, seiring diminatinya makanan segar dan sehat antara lain kedelai edamame, porang, buah-buahan," ujar Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno, Rabu (18/8/2021).
Dia mengemukakan, untuk itu GPEI mengusulkan kepada Pemerintah RI melalui Kemeterian dan Lembaga terkait serta stakholders yang terlibat pada kegiatan eksportasi nasional agar memerhatikan empat hal krusial.
Pertama, komoditas pertanian merupakan salah satu potensi ekspor Indonesia yang prospektif dan perlu dikembangkan guna meningkatkan nilai tambah/added value sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Data yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat melepas ekspor komoditas pertanian secara virtual pada Sabtu (14 Agustus 2021) bahwa nilai ekspor komoditas pertanian selama Januari - Juli 2021 mencapai Rp 282,86 triliun atau naik 14,05% dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 202,05 triliun.
"Nilai ekspor sebesar itu berpeluang untuk ditingkatkan lagi karena masih banyak lahan di Pulau Jawa maupun luar Jawa yang dapat dioptimalkan untuk budidaya tanaman hortikultura, palawija, maupun biji-bijian atau kacang-kacangan," ucap Benny.
Oleh karena itu, imbuhnya, sejumlah lahan tidur yang berada di luar Jawa perlu dimanfaatkan untuk penanaman komoditas pertanian yang sesuai dengan agroklimat di area setempat. Hal itu bisa melibatkan swasta dengan mengembangkan food estate.
Apalagi, sebagian dari para eksportir anggota GPEI, selama ini telah mengekspor komoditas pertanian seperti kopi, kakao, biji mete, vanili, sarang walet, dan sejumlah komoditi lainnya ke berbagai negara di Asia, Eropa, AS, Australia.
"Tren ekspor komoditas pertanian ke berbagai negara masih besar peluangnya, seiring diminatinya makanan segar dan sehat antara lain kedelai edamame, porang, buah-buahan," ujar Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno, Rabu (18/8/2021).
Dia mengemukakan, untuk itu GPEI mengusulkan kepada Pemerintah RI melalui Kemeterian dan Lembaga terkait serta stakholders yang terlibat pada kegiatan eksportasi nasional agar memerhatikan empat hal krusial.
Pertama, komoditas pertanian merupakan salah satu potensi ekspor Indonesia yang prospektif dan perlu dikembangkan guna meningkatkan nilai tambah/added value sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Data yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat melepas ekspor komoditas pertanian secara virtual pada Sabtu (14 Agustus 2021) bahwa nilai ekspor komoditas pertanian selama Januari - Juli 2021 mencapai Rp 282,86 triliun atau naik 14,05% dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 202,05 triliun.
"Nilai ekspor sebesar itu berpeluang untuk ditingkatkan lagi karena masih banyak lahan di Pulau Jawa maupun luar Jawa yang dapat dioptimalkan untuk budidaya tanaman hortikultura, palawija, maupun biji-bijian atau kacang-kacangan," ucap Benny.
Oleh karena itu, imbuhnya, sejumlah lahan tidur yang berada di luar Jawa perlu dimanfaatkan untuk penanaman komoditas pertanian yang sesuai dengan agroklimat di area setempat. Hal itu bisa melibatkan swasta dengan mengembangkan food estate.
tulis komentar anda