Membongkar Masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Komunikasi RI-China Engga Smooth
Kamis, 02 September 2021 - 10:49 WIB
JAKARTA - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tengah menjadi sorotan Komisi VI DPR RI lantaran dihadapkan dengan sejumlah persoalan. Padahal, proyek strategi nasional tersebut ditargetkan beroperasi secara komersial pada awal 2023 mendatang.
Sebagai anggota konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Direktur Utama PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo membongkar, sejumlah perkaranya saat dimintai keterangan oleh lembaga legislator.
"Mengapa kita perlu adanya dukungan pemerintah yang sangat besar, Pak Darmadi tadi menyampaikan apakah proyek ini akan dibiarkan mangkrak, karena proyek ini adalah proyek antar dua negara yang harus kita jaga," ujar Didiek dalam RDP bersama Komisi VI, dikutip Kamis (2/9/2021).
Adapun MNC Portal Indonesia merangkum sejumlah fakta ihwal permasalahan KCJB.
Pembengkakan Biaya (cost overrun)
KCJB mengalami cost overrun yang diperkirakan antara 3,8 miliar-4,9 miliar dolar AS atau setara Rp54 triliun- Rp 69 triliun. Awal anggaran KCJB mencapai 6,07 miliar dolar AS.
Jumlah tersebut terdiri atas pembiayaan Engineering Procurement Construction (EPC) sebesar USD4,8 miliar dan USD1,3 miliar untuk non-EPC. Namun begitu, sejak dilakukan kajian dengan bantuan konsultan, perhitungannya justru melebar hingga di angka USD8,6 miliar.
Perkiraan konsorsium Indonesia atau PSBI bahwa anggaran KCJB berada di dalam skenario low and high. low mencapai USD9,9 miliar dan high USD11 miliar. Artinya, cost overrun yang terjadi dengan skenario tersebut adalah sekitar USD3,8-4,9 miliar.
Baca Juga
Sebagai anggota konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Direktur Utama PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo membongkar, sejumlah perkaranya saat dimintai keterangan oleh lembaga legislator.
"Mengapa kita perlu adanya dukungan pemerintah yang sangat besar, Pak Darmadi tadi menyampaikan apakah proyek ini akan dibiarkan mangkrak, karena proyek ini adalah proyek antar dua negara yang harus kita jaga," ujar Didiek dalam RDP bersama Komisi VI, dikutip Kamis (2/9/2021).
Adapun MNC Portal Indonesia merangkum sejumlah fakta ihwal permasalahan KCJB.
Pembengkakan Biaya (cost overrun)
KCJB mengalami cost overrun yang diperkirakan antara 3,8 miliar-4,9 miliar dolar AS atau setara Rp54 triliun- Rp 69 triliun. Awal anggaran KCJB mencapai 6,07 miliar dolar AS.
Jumlah tersebut terdiri atas pembiayaan Engineering Procurement Construction (EPC) sebesar USD4,8 miliar dan USD1,3 miliar untuk non-EPC. Namun begitu, sejak dilakukan kajian dengan bantuan konsultan, perhitungannya justru melebar hingga di angka USD8,6 miliar.
Perkiraan konsorsium Indonesia atau PSBI bahwa anggaran KCJB berada di dalam skenario low and high. low mencapai USD9,9 miliar dan high USD11 miliar. Artinya, cost overrun yang terjadi dengan skenario tersebut adalah sekitar USD3,8-4,9 miliar.
tulis komentar anda