Militansi Simon Sirene Picu Semangat Milenial Tani Papua

Jum'at, 03 September 2021 - 20:51 WIB
Perjuangan Simon bagi pertanian berlangsung sejak kecil. Pulang sekolah ia kerap ke sawah, karena keluarganya selalu di sana untuk menggarap padi, umbi-umbian dan palawija.

(Baca juga:Mentan: Kualitas Mahasiswa Polbangtan Harus Setara Petani Milenial Asia)

Cita-cita meningkatkan kesejahteraan keluarga lewat pertanian, mendorong Simon bersekolah di SMKN I Tanah Miring, Merauke, satu-satunya sekolah pertanian di Merauke.Dia pun melanjutkan ke Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Kampung Harapan, Jayapura atas dukungan dari Bupati Merauke.

Fokus belajar dan praktik, membuat Simon meraih prestasi di SPMA sehingga berpeluang kuliah di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Manokwari, Papua Barat sebagai angkatan kedua.

Kuliah di STPP Manokwari berbekal beasiswa dari Kementan, dia tetap berupaya mandiri dengan mengumpulkan kaleng bekas untuk dijadikan pot bunga. Dia pun membuat humus dan bokasi secara mandiri untuk menanam bunga. “Orang pikir saya pemungut sampah di Manokwari,” katanya.

Saat wisuda, Anggota DPR dan Muspida yang hadir tertarik membeli bunga-bunga dalam pot karya Simon.Bukan uang yang dipinta, gantinya adalah seperangkat komputer bekas.

Pada 2007 Simon kembali ke Merauke, menjadi guru honor, juga penyuluh pertanian. Simon pun mendukung Program Kementan khususnya pembinaan kelompok tani.

Pada 2007, SMKN 1 Tanah Miring, Merauke mendapat Program SMK Berbasis Industri disusul Program Tecnopark yang berbasis kewirausahaan dan pengembangan inkubasi bisnis, sehingga dilirik pasar Korea Selatan. Produk unggulannya antara lain kripik pisang rasa nangka, VCO, abon rusa, albumin ikan gastor, teh sarang semut, dan lain sebagainya.Siswa pun dirangsang menjadi tenant bermodal Rp1 juta untuk menyemangati milenial.

Menanggapi keberhasilan Simon, Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah mengakui saat ini, eranya bekerja extraordinary, secara luar biasa. “Untuk mendukung kerja extraordinary, kita butuh anak-anak muda, generasi milenial. Mengapa mereka? Karena anak muda punya power besar berinovasi. Rangkul dan jadikan mereka generasi penerus pertanian,” katanya.
(dar)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More