Kripto Dinilai Akan Mengubah Pola-pola Pengaturan Perdagangan
Jum'at, 03 September 2021 - 22:15 WIB
JAKARTA - Melihat perdagangan online yang kian marak terjadi di masa pandemi, Wakil Menteri perdagangan Jerry Sambuaga menyebut tekhnologi membentuk mekanisme pergagangan baru.
Menurut kajian penelitian yang dilakukan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), pada tahun 2020 perdagangan online sudah mencapai seperlima dari perdagangan retail di dunia. Menurut Wamendag, setidaknya ada tiga hal akibat perkembangan tekhnologi yang terjadi.
Wamendag menjelaskan, dengan teknologi informasi, perdagangan dilakukan tanpa ada kontak fisik antara penjual dan pembeli di satu tempat yang sama. Hal ini juga yang selanjutnya berdampak dalam proses transaksi hingga jasa pengiriman barang.
Di tengah pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat, hal ini sangat berguna karena dianggap sebagai solusi keterbatasan interaksi yang harus dilakukan pada saat melakukan aktivitas ekonomi dan perdagangan. Ke depan, menurut Jerry, perdagangan online akan terus meningkat dan membentuk budaya baru dalam transaksi dan proses konsumsi masyarakat.
Menyikapi perkembangan tekhnologi, Jerry mencontohkan perihal kripto di Indonesia yang ditempatkan sebagai aset digital. Menurutnya konsep kripto dan blockchain akan memberikan pengaruh luas dan intensif dalam berbagai sektor, bahkan dalam konteks ekonomi makro.
"Prinsipnya kripto harus teratur dan terlembaga dan harus di bawah pengaturan negara. Jadi dinamika dan dampaknya bias dikelola dengan baik,” ujarnya pada Jumat (3/9/2021).
Jerry melihat, kripto akan mengubah pola-pola pengaturan ekonomi perdagangan lama dari berbasis otoritas negara menjadi otoritas pasar dan komunitas. Oleh karena itu, pemerintah merasa perlu untuk memberikan perhatian lebih pada kripto sehingga otoritas dan ketahanan ekonomi negara bias terjamin.
Selain itu tekhnologi juga banyak mengubah pola transaksi yang lama atau konvensional. Seperti proses pembayaran yang bisa dilakukan hanya dengan menggunakan gawai. Hal ini yang menurut Wamendag perlu pengoptimalan agar perdagangan Indonesia terus berjalan meski ditekan pembatasan.
“Jadi kita harus memaksimalkan dalam menciptakan produk digital baru maupun dalam hal mengoptimalkan pola perdagangan lama dengan teknologi, Dengan demikian sektor perdagangan akan memberikan kontribusi dalam menciptakan ekonomi yang berdaya saing dan makin optimal manfaatnya bagi masyarakat," tutur Jerry.
Menurut kajian penelitian yang dilakukan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), pada tahun 2020 perdagangan online sudah mencapai seperlima dari perdagangan retail di dunia. Menurut Wamendag, setidaknya ada tiga hal akibat perkembangan tekhnologi yang terjadi.
Wamendag menjelaskan, dengan teknologi informasi, perdagangan dilakukan tanpa ada kontak fisik antara penjual dan pembeli di satu tempat yang sama. Hal ini juga yang selanjutnya berdampak dalam proses transaksi hingga jasa pengiriman barang.
Di tengah pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat, hal ini sangat berguna karena dianggap sebagai solusi keterbatasan interaksi yang harus dilakukan pada saat melakukan aktivitas ekonomi dan perdagangan. Ke depan, menurut Jerry, perdagangan online akan terus meningkat dan membentuk budaya baru dalam transaksi dan proses konsumsi masyarakat.
Menyikapi perkembangan tekhnologi, Jerry mencontohkan perihal kripto di Indonesia yang ditempatkan sebagai aset digital. Menurutnya konsep kripto dan blockchain akan memberikan pengaruh luas dan intensif dalam berbagai sektor, bahkan dalam konteks ekonomi makro.
"Prinsipnya kripto harus teratur dan terlembaga dan harus di bawah pengaturan negara. Jadi dinamika dan dampaknya bias dikelola dengan baik,” ujarnya pada Jumat (3/9/2021).
Jerry melihat, kripto akan mengubah pola-pola pengaturan ekonomi perdagangan lama dari berbasis otoritas negara menjadi otoritas pasar dan komunitas. Oleh karena itu, pemerintah merasa perlu untuk memberikan perhatian lebih pada kripto sehingga otoritas dan ketahanan ekonomi negara bias terjamin.
Selain itu tekhnologi juga banyak mengubah pola transaksi yang lama atau konvensional. Seperti proses pembayaran yang bisa dilakukan hanya dengan menggunakan gawai. Hal ini yang menurut Wamendag perlu pengoptimalan agar perdagangan Indonesia terus berjalan meski ditekan pembatasan.
“Jadi kita harus memaksimalkan dalam menciptakan produk digital baru maupun dalam hal mengoptimalkan pola perdagangan lama dengan teknologi, Dengan demikian sektor perdagangan akan memberikan kontribusi dalam menciptakan ekonomi yang berdaya saing dan makin optimal manfaatnya bagi masyarakat," tutur Jerry.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda