Hadapi New Normal, Sektor Transportasi Harus Berbenah
Minggu, 31 Mei 2020 - 22:13 WIB
JAKARTA - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, memasuki masa new normal saatnya sektor transportasi berbenah mengikuti perkembangan. Dia mengatakan kondisi new normal mewajibkan semua sektor transportasi higienis.
Memasuki kondisi kenormalan baru atau kebiasaan baru bisa dipastikan kapasitas angkutan umum akan sangat terbatas dari sisi daya tampung. Selain itu, dia menilai sulit menjamin pelaksanaan physical distancing, mengingat permintaan transportasi pada saat jam-jam sibuk.
"Misalnya untuk KRL pada jam-jam sibuk, tidak akan mungkin menambah kapasitas apalagi penerapan 50% penumpang dari kapasitas KRL. Solusi bisa dialihkan ke angkutan umum yang lain. Tapi angkutan umum yang lain, juga mahal kalau tempat tinggal dari Depok ke Jakarta dibandingkan naik KRL," ucapnya di Jakarta, Minggu (31/5/2020).
Di sisi lain, kemacetan di jalan juga tidak bisa dihindari dibanding sebelum pandemi. Sehingga bisa dipastikan masyarakat lebih banyak beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi. "Tentu bagi yang lain akan lebih banyak memilih angkutan pribadi menuju tempat kerja. Di sini juga akan menjadi tantangan apakah kebijakan ganjil-genap diberlakukan atau tidak," ungkapnya.
Dia menambahkan kebijakan pengendalian kegiatan publik sangat diperlukan. Misalnya, bekerja dari rumah dan memanfaatkan teknologi yang ada. "Tapi seberapa konsisten kita melakukan ini. Dan kebijakan ini tentu akan terkait dengan perusahaan dimana tempat kita bekerja," pungkasnya.
Memasuki kondisi kenormalan baru atau kebiasaan baru bisa dipastikan kapasitas angkutan umum akan sangat terbatas dari sisi daya tampung. Selain itu, dia menilai sulit menjamin pelaksanaan physical distancing, mengingat permintaan transportasi pada saat jam-jam sibuk.
"Misalnya untuk KRL pada jam-jam sibuk, tidak akan mungkin menambah kapasitas apalagi penerapan 50% penumpang dari kapasitas KRL. Solusi bisa dialihkan ke angkutan umum yang lain. Tapi angkutan umum yang lain, juga mahal kalau tempat tinggal dari Depok ke Jakarta dibandingkan naik KRL," ucapnya di Jakarta, Minggu (31/5/2020).
Di sisi lain, kemacetan di jalan juga tidak bisa dihindari dibanding sebelum pandemi. Sehingga bisa dipastikan masyarakat lebih banyak beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi. "Tentu bagi yang lain akan lebih banyak memilih angkutan pribadi menuju tempat kerja. Di sini juga akan menjadi tantangan apakah kebijakan ganjil-genap diberlakukan atau tidak," ungkapnya.
Dia menambahkan kebijakan pengendalian kegiatan publik sangat diperlukan. Misalnya, bekerja dari rumah dan memanfaatkan teknologi yang ada. "Tapi seberapa konsisten kita melakukan ini. Dan kebijakan ini tentu akan terkait dengan perusahaan dimana tempat kita bekerja," pungkasnya.
(bon)
tulis komentar anda