Geger Pemalsuan Data China, Bank Dunia Setop Laporan Ease of Doing Business

Sabtu, 18 September 2021 - 12:00 WIB
Bank Dunia menghentikan laporan Ease of Doing Business setelah heboh terjadi rekayasa peringkat. FOTO/REUTERS/Johannes P. Christo
JAKARTA - Kabar tak sedap datang dari organisasi Dana Moneter Internasional (IMF) . Baru-baru ini sebuah dugaan penyalahgunaan wewenang menimpa Kepala IMF Kristalina Georgieva.

Georgieva yang pernah menjabat sebagai Pejabat Eksekutif Bank Dunia diduga pernah menekan stafnya untuk mengubah data dengan tujuan menaikkan posisi peringkat bisnis China. Isu tersebut mencuat ke publik setelah anggota dewan eksekutif IMF meninjau laporan yang disiapkan Bank Dunia dan menemukan adanya hal yang keliru.



Setelah dilakukan kroscek, Bank Dunia meminta penasihat hukum independen untuk menemukan kekeliruan yang dimaksud. Georgieva akhirnya resmi dipanggil oleh bekas tempat kerjanya itu untuk melakukan konfirmasi pada Kamis (16/9). Namun demikian, Georgieva membantah tudingan tersebut.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (17/9/2021) Bank Dunia menemukan ada masalah etik saat meninjau laporan Ease of Doing Business sebuah publikasi terkemuka yang berisi studi dan riset untuk mengukur aktivitas bisnis di 190 negara anggota.



Dalam Ease of Doing Business tersaji indikator perihal perbandingan peraturan bisnis, reformasi ekonomi, hingga perlindungan hak milik di negara-negara anggota dengan tujuan untuk mendorong efisiensi dan jaminan kebebasan berbisnis.

Posisi China dalam laporan Ease of Doing Business Bank Dunia pada 2018 seharusnya berada di peringkat 85 namun peringkatnya dinaikkan menjadi nomor 78. Artinya, tujuh tempat lebih tinggi dari temuan ini.

"Perubahan peringkat China dalam Ease of Doing Business tahun 2018 tampaknya adalah hasil rekayasa dari tekanan yang diterapkan oleh petinggi bank terhadap stafnya," tulis laporan Bank Dunia, Kamis (16/9).

Bank Dunia menyebut Georgieva menekan staf untuk meningkatkan peringkat China. "Di mana China diharapkan bisa memainkan peran untuk meningkatkan modal bank," lanjut laporan tersebut. Menanggapi hal itu, perempuan asal Bulgaria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Komisi Eropa ini tegas menolak semua tuduhan terhadapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More