Bappenas: IA-CEPA Dorong Pemulihan Ekonomi dan Wujudkan Visi Indonesia 2045
Selasa, 21 September 2021 - 16:29 WIB
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa meyakini perjanjian bilateral Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement ( IA-CEPA ) dapat mendorong pemulihan ekonomi serta perwujudan visi Indonesia 2045.
Hal itu disampaikan Suharso dalam webinar IA-CEPA Katalis "Supporting Economic Recovery Through Partnership", Selasa (21/9/2021). Ia menjelaskan bahwa visi Indonesia pada 2024, yakni membawa Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar ke-5 di dunia. "Kami yakin dengan adanya kolaborasi di rantai global ini mampu mewujudkan visi Indonesia di tahun 2045," tegasnya.
Dia menuturkan, kelebihan dari program kerja sama ekonomi dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Australia (IA-CEPA) ini adalah komitmen untuk menjalankan program ekonomi yang memastikan pemanfaatan maksimal dan membawa manfaat bagi kedua belah pihak.
Sejak berlaku 5 Juli 2020, lanjut Suharso, IA-CEPA terus mendorong peluang dua arah dalam perdagangan barang dan jasa, penanaman modal, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama pada masa penting pemulihan ekonomi.
Sebagai informasi, kedua negara telah menandatangani katalis subsidiary arrangement, program pengembangan perdagangan dan investasi unik yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi Indonesia dan Australia. Komitmen tersebut ditandatangani pada 25 Juni 2021, dan diluncurkan pada 6 Juli 2021.
Suharso berharap katalis dapat membawa perluasan akses pasar, integrasi pasar yang lebih baik, dan kemampuan yang lebih tinggi terutama di bidang manufaktur pangan dan sektor jasa.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong pihak-pihak yang terlibat termasuk pemerintah, pihak swasta dan akademisi, untuk memanfaatkan peluang berharga yang disediakan Katalis berupa nasihat terpercaya, jaringan lokal, wawasan pasar, dan pengembangan kemampuan bagi setiap pemangku kepentingan.
"Indonesia menyambut baik tonggak pencapaian ini bagi masa depan yang menjanjikan untuk kemitraan ekonomi Indonesia-Australia yang lebih dalam. Ini juga merupakan landasan yang luar biasa untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan," tandasnya.
Hal itu disampaikan Suharso dalam webinar IA-CEPA Katalis "Supporting Economic Recovery Through Partnership", Selasa (21/9/2021). Ia menjelaskan bahwa visi Indonesia pada 2024, yakni membawa Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar ke-5 di dunia. "Kami yakin dengan adanya kolaborasi di rantai global ini mampu mewujudkan visi Indonesia di tahun 2045," tegasnya.
Dia menuturkan, kelebihan dari program kerja sama ekonomi dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Australia (IA-CEPA) ini adalah komitmen untuk menjalankan program ekonomi yang memastikan pemanfaatan maksimal dan membawa manfaat bagi kedua belah pihak.
Sejak berlaku 5 Juli 2020, lanjut Suharso, IA-CEPA terus mendorong peluang dua arah dalam perdagangan barang dan jasa, penanaman modal, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama pada masa penting pemulihan ekonomi.
Sebagai informasi, kedua negara telah menandatangani katalis subsidiary arrangement, program pengembangan perdagangan dan investasi unik yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi Indonesia dan Australia. Komitmen tersebut ditandatangani pada 25 Juni 2021, dan diluncurkan pada 6 Juli 2021.
Suharso berharap katalis dapat membawa perluasan akses pasar, integrasi pasar yang lebih baik, dan kemampuan yang lebih tinggi terutama di bidang manufaktur pangan dan sektor jasa.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong pihak-pihak yang terlibat termasuk pemerintah, pihak swasta dan akademisi, untuk memanfaatkan peluang berharga yang disediakan Katalis berupa nasihat terpercaya, jaringan lokal, wawasan pasar, dan pengembangan kemampuan bagi setiap pemangku kepentingan.
"Indonesia menyambut baik tonggak pencapaian ini bagi masa depan yang menjanjikan untuk kemitraan ekonomi Indonesia-Australia yang lebih dalam. Ini juga merupakan landasan yang luar biasa untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan," tandasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda