Rehabilitasi Mangrove Bantu Tingkatkan Penghasilan Nelayan
Minggu, 26 September 2021 - 14:50 WIB
JAKARTA - Rehabilitasi mangrove yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) kini mulai dirasakan manfaatnya oleh warga, terutama para nelayan di Desa Resun Pesisir, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri).
Wilayah tersebut memang dikenal memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan, sehingga penanaman mangrove pun dinilai sangat mendukung bagi pengembangan usaha tersebut.
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Berkah, Muslim mengatakan program rehabilitasi mangrove sangat membantu perekonomian warga. Bahkan, masyarakat kini begitu bersemangat secara bersama-sama menjaga mangrove agar tidak ada yang menebangnya secara liar.
“Selama saya bawa program ini, warga cukup terbantu dari segi ekonomi. Rata-rata warga di sini mata pencahariannya nelayan, sudah pasti mereka happy karena ikan akan meningkat di dekat mangrove,” kata Muslim dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Minggu (26/9/2021).
Dalam waktu 65 hari, KTH Berkah berhasil menanam 35 hektare di Desa Resun Pesisir, Kabupaten Lingga dengan 115.000 bibit mangrove yang dibeli langsung dari warga sekitar.
“Semua warga di sini kita berdayakan. Nah karena mereka dari dulu sudah paham cara pembibitan mangrove, jadi bibit mangrove ini kita beli dari warga, harga bibitnya sendiri Rp700 per biji,” pungkasnya.
“Kami juga berharap ada program BRGM selanjutnya agar masyarakat juga lebih senang lagi dalam meningkatkan penghasilan mereka. Misalnya bantuan tambak udang dan kepiting yang menjadi andalan warga di sini,” harap Muslim.
Seperti diketahui, Kepulauan Riau adalah salah satu provinsi target rehabilitasi mangrove BRGM. Di mana tahun ini luasan target rehabilitasi mangrove di Kepri adalah 5.500 hektare.
Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari mengatakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rehabilitasi Mangrove yang dijalankan BRGM adalah Penanaman Bibit Mangrove yang berbasis masyarakat. “Ini bisa jadi tambahan penghasilan baru bagi masyarakat. Ekosistem terjaga, masyarakat sejahtera,” paparnya.
Selain itu, rehabilitasi mangrove juga merupakan salah satu upaya melindungi negara, karena kerusakan mangrove dapat mempengaruhi perubahan iklim di Indonesia dan juga dunia.
Wilayah tersebut memang dikenal memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan, sehingga penanaman mangrove pun dinilai sangat mendukung bagi pengembangan usaha tersebut.
Baca Juga
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Berkah, Muslim mengatakan program rehabilitasi mangrove sangat membantu perekonomian warga. Bahkan, masyarakat kini begitu bersemangat secara bersama-sama menjaga mangrove agar tidak ada yang menebangnya secara liar.
“Selama saya bawa program ini, warga cukup terbantu dari segi ekonomi. Rata-rata warga di sini mata pencahariannya nelayan, sudah pasti mereka happy karena ikan akan meningkat di dekat mangrove,” kata Muslim dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Minggu (26/9/2021).
Dalam waktu 65 hari, KTH Berkah berhasil menanam 35 hektare di Desa Resun Pesisir, Kabupaten Lingga dengan 115.000 bibit mangrove yang dibeli langsung dari warga sekitar.
“Semua warga di sini kita berdayakan. Nah karena mereka dari dulu sudah paham cara pembibitan mangrove, jadi bibit mangrove ini kita beli dari warga, harga bibitnya sendiri Rp700 per biji,” pungkasnya.
“Kami juga berharap ada program BRGM selanjutnya agar masyarakat juga lebih senang lagi dalam meningkatkan penghasilan mereka. Misalnya bantuan tambak udang dan kepiting yang menjadi andalan warga di sini,” harap Muslim.
Seperti diketahui, Kepulauan Riau adalah salah satu provinsi target rehabilitasi mangrove BRGM. Di mana tahun ini luasan target rehabilitasi mangrove di Kepri adalah 5.500 hektare.
Sekretaris BRGM, Ayu Dewi Utari mengatakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rehabilitasi Mangrove yang dijalankan BRGM adalah Penanaman Bibit Mangrove yang berbasis masyarakat. “Ini bisa jadi tambahan penghasilan baru bagi masyarakat. Ekosistem terjaga, masyarakat sejahtera,” paparnya.
Selain itu, rehabilitasi mangrove juga merupakan salah satu upaya melindungi negara, karena kerusakan mangrove dapat mempengaruhi perubahan iklim di Indonesia dan juga dunia.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda