Waskita Karya Cetak Laba Rp154 Miliar di Semester I 2021
Senin, 27 September 2021 - 10:21 WIB
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan laba di semester I 2021 sebesar Rp154,13 miliar. Kondisi tersebut berbanding terbalik pada periode yang sama tahun lalu rugi sebesar Rp1,09 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp4,71 triliun atau turun 41,31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,03 triliun dengan laba per saham dasar Rp11,35.
Adapun pendapatan emiten konstruksi plat merah ini terdiri atas jasa konstruksi, bunga dari jasa konstruksi, penjualan precast, pendapatan jalan tol, pendapatan property, penjualan infrastruktur lainnya, pendapatan hotel, dan sewa gedung dan peralatan.
Jasa konstruksi menjadi penyumbang pendapatan tertinggi tercatat Rp4,09 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp7,22 triliun. Kemudian, pendapatan jalan tol tercatat Rp351,10 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp177,69 miliar, penjualan precast tercatat Rp104,24 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp130,91 miliar.
Bunga dari jasa konstruksi tercatat Rp64,82 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp134,65 miliar, pendapatan property tercatat Rp38,24 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp233,92 miliar.
Penjualan infrastruktur lainnya tercatat Rp33,42 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp122,19 miliar, pendapatan hotel tercatat Rp26,29 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp12,61 miliar, dan sewa gedung dan peralatan Rp477,53 juta.
Adapun pendapatan Perseroan dari pihak berelasi paling tinggi berasal dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebesar Rp284,04 miliar, lalu PT Jasamarga Japek Selatan sebesar Rp209,60 miliar, dan PT Kresna Kusyma Dyandra Marga sebesar Rp106,28 miliar.
Kemudian, pendapatan dari pihak ketiga paling tinggi berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp909,98 miliar, lalu BPJT-PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways sebesar Rp896,99 miliar, dan BPJT-PT Cimanggis Cibitung Tollways sebesar Rp476,92 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp4,71 triliun atau turun 41,31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,03 triliun dengan laba per saham dasar Rp11,35.
Adapun pendapatan emiten konstruksi plat merah ini terdiri atas jasa konstruksi, bunga dari jasa konstruksi, penjualan precast, pendapatan jalan tol, pendapatan property, penjualan infrastruktur lainnya, pendapatan hotel, dan sewa gedung dan peralatan.
Jasa konstruksi menjadi penyumbang pendapatan tertinggi tercatat Rp4,09 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp7,22 triliun. Kemudian, pendapatan jalan tol tercatat Rp351,10 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp177,69 miliar, penjualan precast tercatat Rp104,24 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp130,91 miliar.
Bunga dari jasa konstruksi tercatat Rp64,82 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp134,65 miliar, pendapatan property tercatat Rp38,24 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp233,92 miliar.
Penjualan infrastruktur lainnya tercatat Rp33,42 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp122,19 miliar, pendapatan hotel tercatat Rp26,29 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp12,61 miliar, dan sewa gedung dan peralatan Rp477,53 juta.
Adapun pendapatan Perseroan dari pihak berelasi paling tinggi berasal dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebesar Rp284,04 miliar, lalu PT Jasamarga Japek Selatan sebesar Rp209,60 miliar, dan PT Kresna Kusyma Dyandra Marga sebesar Rp106,28 miliar.
Kemudian, pendapatan dari pihak ketiga paling tinggi berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp909,98 miliar, lalu BPJT-PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways sebesar Rp896,99 miliar, dan BPJT-PT Cimanggis Cibitung Tollways sebesar Rp476,92 miliar.
tulis komentar anda