Dapat Banyak Tekanan Saham Unit Mobil Listrik Evergrande Anjlok 26 Persen

Senin, 27 September 2021 - 15:54 WIB
Harga saham anak perusahaan Evergrande yang bergerak di bisnis mobil listrik anjlok. Foto/Reuters
JAKARTA - Saham anak usaha Evergrande, New Energy Vehicle Group Ltd, anjlok 26% pada perdagangan bursa hari ini menyusul proyeksi tekanan arus kas dan batalnya rencana penawaran umum saham di bursa Shanghai.

Dilansir dari Reuters pada Senin (27/9/2021), saham unit mobil listrik Evergrande itu turun ke level HK$1,66 di awal perdagangan sebelum memangkas kerugian hingga jatuh 2,2%. Sedangkan, saham China Evergrande naik 5% menjadi stabil di dekat level terendah setelah satu dekade, sementara obligasi dolar Evergrande berada pada level tertekan.





"Saya pikir pasar telah memperhitungkan keseimbangan probabilitas, kejutan, dan kekaguman sudah berakhir. Pasar benar-benar hanya mengharapkan dari sini, sebuah perusahaan yang ditakdirkan untuk gagal tetapi tidak akan dibiarkan menghasilkan risiko besar dalam sistem keuangan China--atau (penularan) itu tidak akan menyebar ke pasar global," kata Kyle Rodda, analis di broker IG Markets di Melbourne.

Anjloknya saham New Energy Vehicle Group seakan peringatan bagi China Evergrande sebagai tanda paling jelas bahwa krisis likuiditas pengembang properti terbesar ini memburuk di bagian lini bisnisnya yang lain.

Padahal, Evergrande New Energy Vehicle adalah salah satu aset paling berharga di kerajaan sang pendiri, yaitu Hui Ka Yan, dan sumber dana potensial untuk menopang perusahaan induk. Namun, perusahaan mengatakan pada awal bulan ini bahwa "tidak ada kemajuan material" yang telah dibuat untuk menjual saham di anak usahanya ini.

Evergrande juga melewatkan tenggat waktu pembayaran obligasi dolar pada minggu lalu dan sikap diam perusahaan tentang masalah ini membuat investor global bertanya-tanya: apakah mereka harus menelan kerugian besar ketika masa tenggang 30 hari berakhir? Ujian besar berikutnya di pasar utang publik akan datang pada 29 September, ketika mereka dituntut melakukan pembayaran bunga obligasi senilai USD47,5 juta atau 9,5% pada Maret 2024.



Dengan kewajiban sekitar USD305 miliar, Evergrande membuat investor khawatir keruntuhan dapat menimbulkan risiko sistemik pada sistem keuangan China.

Pengembang yang dilanda kesulitan itu kini mengumpulkan dana untuk membayar banyak pemberi pinjaman dan pemasoknya. Evergrande terhuyung-huyung di antara kehancuran yang berantakan dengan dampak yang luas, keruntuhan yang dikelola, atau kemungkinan kecilnya prospek bailout oleh Beijing.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More