Terungkap! Ini Tujuan China Selamatkan Evergrande Biar Nggak Kolaps
Selasa, 28 September 2021 - 12:09 WIB
JAKARTA - Bank Sentral China (PBOC) mengungkapkan tujuan menyelamatkan Evergrande Group agar terhindar dari destabilitasi ekonomi dan sistem keuangan. Otoritas perbankan tertinggi China tersebut memastikan penyelamatan Evergrande membuat bisnis properti di China lebih sehat.
Pemerintah China sebelumnya meredam dampak krisis Evergrande dengan mengucurkan dana sebesar 120 miliar yuan atau Rp264 triliun. Bailout tersebut menghasilkan kucuran bersih ke Evergrande sebesar 90 miliar yuan. Sebuah langkah yang mendapat sambutan positif dari pasar, ditambah juga kabar terkait komitmen pembayaran obligasi lokal.
"Injeksi PBOC kemungkinan ditujukan untuk menenangkan sementara karena pasar khawatir tentang Evergrande," kata analis suku bunga dari Bank DBS Singapura dikutip Bloomberg, Kamis (23/9/2021).
Saat ini, sejumlah lembaga investasi seperti BlackRock Inc dan BlueBay Asset Management LLP yang memiliki aset di China mulai membeli obligasi dolar pengembang tersebut saat harganya tertekan. Laporan Morningstar Inc menyebut bahwa keduanya masih optimis pemerintah China bakal mengembalikan situasi pasar properti seperti semula.
Di sisi lain, Chinese Estates Holdings, sebuah perusahaan miliarder Joseph Lau, sekutu lama pendiri Evergrande, telah menjual sekitar HKD350 juta saham Evergrande pada Senin lalu. Penjualan ini memangkas kepemilikan Chinese Estates menjadi 4,7% di Evergrande. Sedangkan CEO-nya melepas semua saham pribadinya.
Pemerintah China sebelumnya meredam dampak krisis Evergrande dengan mengucurkan dana sebesar 120 miliar yuan atau Rp264 triliun. Bailout tersebut menghasilkan kucuran bersih ke Evergrande sebesar 90 miliar yuan. Sebuah langkah yang mendapat sambutan positif dari pasar, ditambah juga kabar terkait komitmen pembayaran obligasi lokal.
"Injeksi PBOC kemungkinan ditujukan untuk menenangkan sementara karena pasar khawatir tentang Evergrande," kata analis suku bunga dari Bank DBS Singapura dikutip Bloomberg, Kamis (23/9/2021).
Saat ini, sejumlah lembaga investasi seperti BlackRock Inc dan BlueBay Asset Management LLP yang memiliki aset di China mulai membeli obligasi dolar pengembang tersebut saat harganya tertekan. Laporan Morningstar Inc menyebut bahwa keduanya masih optimis pemerintah China bakal mengembalikan situasi pasar properti seperti semula.
Di sisi lain, Chinese Estates Holdings, sebuah perusahaan miliarder Joseph Lau, sekutu lama pendiri Evergrande, telah menjual sekitar HKD350 juta saham Evergrande pada Senin lalu. Penjualan ini memangkas kepemilikan Chinese Estates menjadi 4,7% di Evergrande. Sedangkan CEO-nya melepas semua saham pribadinya.
(nng)
tulis komentar anda