BRGM Bina Masyarakat Manfaatkan Limbah Mangrove untuk Membatik
Sabtu, 02 Oktober 2021 - 11:16 WIB
JAKARTA - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) turut berperan dalam melestarikan batik melalui inovasi pewarna alam yang berasal dari limbah mangrove maupun tanaman lain. Selain melestarikan kearifan lokal, kegiatan ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan masyarakat ditengah pandemi.
Rita Afriyana selaku Ketua Kelompok Keris Dewa di Desa Pedekik, Bengkalis, Riau, bercerita jika pelatihan cara membuat pewarna alam yang digelar oleh BRGM sangat bermanfaat bagi warga. Di mana mereka kini bisa menciptakan produk seperti masker, kain batik, tas, hingga pakaian dengan pewarna alami.
“Alhamdulillah kemarin ada pelatihan, kita diberi ilmu pembuatan pewarna alam, kita praktik untuk pemotifan secara kreatif dengan tangan sendiri manual, besoknya kita baru pembuatan pewarnaan dari bahan mangrove,” kata Rita dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Sabtu (2/10/2021).
Menurut Rita, warna yang dihasilkan dari pewarna alam sangatlah eksotis. Pasalnya mereka bisa lebih kreatif dalam mengeksplore warna yang diinginkan.
“Kelompok kami sudah menghasilkan produk yang sudah dipasarkan seperti masker, tas, dompet dan juga batik, seperti yang sudah diajarkan BRGM kemarin. Saya juga inisiatif buat motif batik dengan pewarna alam untuk ikut program lomba busana batik lokal serta lomba untuk batik nasional perwakilan Bengkalis,” paparnya.
Pihaknya juga sudah memasarkan produk dengan pewarna alam ke media sosial. Dari situlah Rita mengaku banyak yang berminat membeli produknya sebagai oleh-oleh.
“Kami sangat beruntung karena program pelatihan pembuatan masker hingga membuat pewarna alam yang dilakukan oleh BRGM dapat menambah ekonomi kita,” ujar Rita.
Selain itu, Muliana, salah satu peserta lain dari Kelompok Eco Teratai Sasirangan di Desa Darussalam, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, juga merasakan manfaat yang sama. Wanita berusia 20 tahun itu mengatakan jika pelatihan yang diberikan BRGM membuat warga di daerahnya kini semakin produktif.
Rita Afriyana selaku Ketua Kelompok Keris Dewa di Desa Pedekik, Bengkalis, Riau, bercerita jika pelatihan cara membuat pewarna alam yang digelar oleh BRGM sangat bermanfaat bagi warga. Di mana mereka kini bisa menciptakan produk seperti masker, kain batik, tas, hingga pakaian dengan pewarna alami.
“Alhamdulillah kemarin ada pelatihan, kita diberi ilmu pembuatan pewarna alam, kita praktik untuk pemotifan secara kreatif dengan tangan sendiri manual, besoknya kita baru pembuatan pewarnaan dari bahan mangrove,” kata Rita dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Sabtu (2/10/2021).
Menurut Rita, warna yang dihasilkan dari pewarna alam sangatlah eksotis. Pasalnya mereka bisa lebih kreatif dalam mengeksplore warna yang diinginkan.
“Kelompok kami sudah menghasilkan produk yang sudah dipasarkan seperti masker, tas, dompet dan juga batik, seperti yang sudah diajarkan BRGM kemarin. Saya juga inisiatif buat motif batik dengan pewarna alam untuk ikut program lomba busana batik lokal serta lomba untuk batik nasional perwakilan Bengkalis,” paparnya.
Pihaknya juga sudah memasarkan produk dengan pewarna alam ke media sosial. Dari situlah Rita mengaku banyak yang berminat membeli produknya sebagai oleh-oleh.
“Kami sangat beruntung karena program pelatihan pembuatan masker hingga membuat pewarna alam yang dilakukan oleh BRGM dapat menambah ekonomi kita,” ujar Rita.
Selain itu, Muliana, salah satu peserta lain dari Kelompok Eco Teratai Sasirangan di Desa Darussalam, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, juga merasakan manfaat yang sama. Wanita berusia 20 tahun itu mengatakan jika pelatihan yang diberikan BRGM membuat warga di daerahnya kini semakin produktif.
tulis komentar anda