Pengusaha Logistik Minta Aksi Pelindo Tak Berhenti di Merger
Minggu, 03 Oktober 2021 - 16:30 WIB
JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengharapkan, merger PT Pelabuhan Indonesia ( Pelindo ) I-IV mampu mendorong penguatan manajemen supply chain (rantai pasok) dan layanan logistik di Indonesia secara jangka panjang.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, dengan merger tersebut maka yang berkaitan dengan aset, SDM, dan keuangan Pelindo semakin besar dan kuat.
"Kami berharap efek berantai dari merger tersebut bukan sekedar demi efisiensi pelayanan logistik di Tanah Air, namun mampu mendorong Pelindo menjadi global player dengan melakukan ekspansi bisnis jasa kepelabuhan ke luar negeri," kata Yukki melalui keterangan tertulis yang diterima MNC Portal Indonesia, Minggu (3/10/2021).
Yukki menilai operator pelabuhan global yang saat ini berada di peringkat teratas mampu mencapainya karena mengakuisisi pelabuhan di luar negeri dan sekaligus meningkatkan kapasitasnya di dalam negeri.
“Kalau bicara pelabuhan ada batasannya, tapi kalau logistik enggak ada batasannya. Jadi jangan berhenti di aksi korporasi, tapi jangka panjang, misalnya Kementerian BUMN memperkuat ketahanan pangan dan energi juga kesehatan. Itu kan harus diperkuat supply chain di Indonesia dan dunia. Berani mengambil aksi yang lebih besar terhadap aktivitas rantai pasok,” paparnya.
Yukki juga menghendaki adanya kolaborasi bersama dengan swasta dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam membangun ekosistem. Jangan sampai justru bersaing dengan perusahaan kecil.
“Kuncinya berkolaborasi besar dengan swasta. Ibaratnya akan besar kalau bisa dilakukan kolaborasi. Jadi merger ini lebih down to earth. Mengajak ekosistem bersama. Banyak Pelindo harus fokus tertentu, tapi UKM juga harus jadi perhatian. Mendukung usaha kecil di lingkungan masing-masing. Perusahaan BUMN memberikan dampak positif terhadap keseluruhan ekosistem, termasuk para UMKM,” ucapnya.
Yukki yang juga menjabat Chairman Asean Freight Forwarder Association (AFFA) itu mengatakan, merger Pelindo juga diharapkan mampu menarik investasi di sektor transportasi, logistik dan kepelabuhan di Indonesia guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi (GDP) nasional bisa di atas 7%, sebagaimana yang dicanangkan pemerintah.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, dengan merger tersebut maka yang berkaitan dengan aset, SDM, dan keuangan Pelindo semakin besar dan kuat.
"Kami berharap efek berantai dari merger tersebut bukan sekedar demi efisiensi pelayanan logistik di Tanah Air, namun mampu mendorong Pelindo menjadi global player dengan melakukan ekspansi bisnis jasa kepelabuhan ke luar negeri," kata Yukki melalui keterangan tertulis yang diterima MNC Portal Indonesia, Minggu (3/10/2021).
Yukki menilai operator pelabuhan global yang saat ini berada di peringkat teratas mampu mencapainya karena mengakuisisi pelabuhan di luar negeri dan sekaligus meningkatkan kapasitasnya di dalam negeri.
“Kalau bicara pelabuhan ada batasannya, tapi kalau logistik enggak ada batasannya. Jadi jangan berhenti di aksi korporasi, tapi jangka panjang, misalnya Kementerian BUMN memperkuat ketahanan pangan dan energi juga kesehatan. Itu kan harus diperkuat supply chain di Indonesia dan dunia. Berani mengambil aksi yang lebih besar terhadap aktivitas rantai pasok,” paparnya.
Yukki juga menghendaki adanya kolaborasi bersama dengan swasta dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam membangun ekosistem. Jangan sampai justru bersaing dengan perusahaan kecil.
“Kuncinya berkolaborasi besar dengan swasta. Ibaratnya akan besar kalau bisa dilakukan kolaborasi. Jadi merger ini lebih down to earth. Mengajak ekosistem bersama. Banyak Pelindo harus fokus tertentu, tapi UKM juga harus jadi perhatian. Mendukung usaha kecil di lingkungan masing-masing. Perusahaan BUMN memberikan dampak positif terhadap keseluruhan ekosistem, termasuk para UMKM,” ucapnya.
Yukki yang juga menjabat Chairman Asean Freight Forwarder Association (AFFA) itu mengatakan, merger Pelindo juga diharapkan mampu menarik investasi di sektor transportasi, logistik dan kepelabuhan di Indonesia guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi (GDP) nasional bisa di atas 7%, sebagaimana yang dicanangkan pemerintah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda