Rupiah Perkasa di Akhir Sesi Sentuh Posisi Rp14.415/USD Saat Euro Tergelincir

Selasa, 02 Juni 2020 - 16:21 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Selasa (2/6/2020) menjaga tren positif untuk terus menanjak naik. Foto/Dok
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Selasa (2/6/2020) menjaga tren positif untuk terus menanjak naik. Tren perbaikan mata uang Garuda mengiringi euro yang tergelincir lebih rendah saat dolar AS mendapatkan dorongan.

Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange memperlihatkan rupiah menanjak ke level Rp14.415/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.610 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.415 sampai dengan Rp14.485/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan sore juga membaik pada posisi Rp14.557/USD. Dimana terlihat kurs rupiah lebih baik dibandingkan kemarin Rp14.737/USD .



Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada posisi Rp14.502/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah membaik usai kemarin Rp14.733/USD.

Di sisi lain euro berangsur lebih rendah pada perdagangan, Selasa saat dolar AS memperoleh dorongan, meski masih di dekat level terendah dalam 11 pekan. Investor menjaga harapan dalam pemulihan ekonomi global di tengah pelonggaran lockdowns beberapa negara.

Euro pada sesi terakhir perdagangan terpantau turun 0,1% menjadi 1,1120 masih berada dalam jangkauan level tertinggi sejak Maret pada Senin kemarin di posisi 17 1,11. Sementara dolar AS jatuh ke level terendah 3 bulan menjadi 1,3530 saat melawan dolar Kanada dan terakhir diperdagangkan turun 0,2%.

Mata uang Safe-Haven, Yen Jepang tercatat turun 0,2% versus greenback untuk menyentuh level 109,79. Indeks dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama lain jatuh ke level terlemah sejak pertengahan Maret di level 97,73, sebelum stabil pada posisi 97,82.

Indeks ini telah jatuh sekitar 5% dari posisi puncak pada bulan Maret ketika kepanikan atas pandemi COVID-19 mencengkeram pasar keuangan dunia, mendorong investor untuk berebut dolar.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More