Serap Ribuan Pekerja, Jokowi Dorong Green Economy Lewat Mangrove

Selasa, 12 Oktober 2021 - 23:09 WIB
Tempat kuliner Kampung Kepiting di Kawasan Ekowisata Mangrove , Tabanan, Bali. FOTO/IST
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong ekonomi ramah lingkungan atau green economy lewat pengembangan kawasan mangrove. Mangrove tidak hanya berperan menahan abrasi tapi juga memiliki peluang ekonomi untuk dikembangkan utamanya bagi masyarakat pesisir.

Tanaman magrove dapat dimanfaatkan secara ekonomi sebagai produk baik untuk makanan, minuman, sabun, dan kosmetik. Memiliki segudang manfaat ekonomi dan ekologi, Jokowi menargetkan tahun ini 34 ribu hektare penanaman magrove di Tanah Air.

"Target kita di tahun 2021 ini adalah kurang lebih 34 ribu hektare di seluruh Tanah Air," kata dia seperti dikutip melalui pernyataan resmi, Selasa (12/10/2021).





Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menargetkan hingga 2024 penanaman mangrove mencapai 630 ribu hektare di 9 provinsi prioritas. Rehabilitasi mangrove tersebut berperan penting untuk menjaga kedaulatan ekonomi dan politik utamanya di titik pangkal terluar batas laut teritorial, zona ekonomi eksklusif, dan landas kontinen wilayah Indonesia dengan batas wilayah laut negara lain di sekitarnya. "Jangan sampai batas negara ini tergerus oleh abrasi akibat tidak adanya ekosistem mangrove," kata Alue.

Dia menyebut ekosistem mangrove memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai ekowisata, lahan budidaya ikan, kepiting, udang melalui pola silvofishery, pengolahan produk mangrove non-kayu, serta wisata alam juga memperkuat pengembangan kawasan industri yang hijau. Sejak tahun 2020, pemerintah telah menjadikan program rehabilitasi mangrove menjadi salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

PEN melalui penanaman mangrove telah menyerap ratusan ribu pekerja (HOK) melalui penanaman bibit mangrove di ratusan ribu hektar areal pesisir yang terdegradasi. Melalui magrove, diharapkan menjadi salah satu penyokong dalam pelaksanaan green economy.



Dia menyebut eksisting magrove di Indonesia saat ini seluas 3,36 juta hektare. Adapun luasan magrove tersebut terdiri dari magrove lebat dengan tutupan di atas 70% seluas 3,1 juta hektare. Kemudian magrove sedang dengan tutupan 30%-70% seluas 167.000 hektare, magrove jarang 42.779 hektare.

Sementara itu, potensi habibat mangrove yang sudah diubah kurang lebih ada seluas 700.575 hektare. Terdiri dari daerah yang telah terabrasi seluas 3.235 hektare, mangrove lahan terbuka 46.569 hektare, mangrove yang terabrasi sekitar 7.341 hektare dan menjadi tambak sekitar 593.000 hektare, serta tanah timpur sekitar 50.000 hektare.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More