Rebut Freeport dan Rokan, Jokowi Masih Punya Pertanyaan
Rabu, 13 Oktober 2021 - 14:43 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) ternyata masih memiliki keraguan usai berhasil merebut Freeport , Blok Rokan serta Blok Mahakam dari Asing. Ia mengakui, bahwa persoalan keberhasilan pengelolaan masih menjadi pertanyaan.
“Sekarang tinggal kita melihat, bisa tidak melanjutkan meningkatkan produksi dari yang sudah kita ambil alih ini. Inilah yang masih menjadi pertanyaan. Tetapi kita lihat nanti setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun akan kita lihat mampukah kita,” ucap Jokowi di Istana Negara, Rabu (13/10/2021).
Saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, Presiden Jokowi menekankan peningkatan nilai tambah di berbagai komoditas tanah air dilakukan untuk kepentingan nasional dan masyarakat.
Hal itu terang Jokowi, menjadi alasan mengambil alih beberapa perusahaan energi yang dikelola asing. “Nilai tambah maksimal untuk kepentingan nasional, kepentingan dalam negeri kita dan untuk rakyat kita. Itulah mengapa kepemilikan beberapa perusahaan asing kita ambil alih,” ungkapnya.
Perusahaan yang dimaksud Jokowi yakni Freeport, ditambah serta Blok Mahakam dan Blok Rokan yang sebelumnya dikuasai perusahaan asing. Dimana untuk Blok Mahakam dan Blok Rokan pengelolaannya diserahkan kepada PT Pertamina.
“Freeport misalnya yang sudah 54 tahun dikelola oleh Freeport McMoRan, dua tahun yang lalu mayoritas telah kita ambil sahamnya. Sehingga dari 9% menjadi mayoritas 51%. Kemudian juga Blok Mahakam yang sudah 43 tahun dikelola oleh Total dari Prancis, kita ambil alih dan diberikan kepada Pertamina 100%. Terakhir Blok Rokan yang sudah dikelola 97 tahun oleh Chevron, juga 100% kita berikan kepada Pertamina,” paparnya.
“Sekarang tinggal kita melihat, bisa tidak melanjutkan meningkatkan produksi dari yang sudah kita ambil alih ini. Inilah yang masih menjadi pertanyaan. Tetapi kita lihat nanti setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun akan kita lihat mampukah kita,” ucap Jokowi di Istana Negara, Rabu (13/10/2021).
Baca Juga
Saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, Presiden Jokowi menekankan peningkatan nilai tambah di berbagai komoditas tanah air dilakukan untuk kepentingan nasional dan masyarakat.
Hal itu terang Jokowi, menjadi alasan mengambil alih beberapa perusahaan energi yang dikelola asing. “Nilai tambah maksimal untuk kepentingan nasional, kepentingan dalam negeri kita dan untuk rakyat kita. Itulah mengapa kepemilikan beberapa perusahaan asing kita ambil alih,” ungkapnya.
Perusahaan yang dimaksud Jokowi yakni Freeport, ditambah serta Blok Mahakam dan Blok Rokan yang sebelumnya dikuasai perusahaan asing. Dimana untuk Blok Mahakam dan Blok Rokan pengelolaannya diserahkan kepada PT Pertamina.
“Freeport misalnya yang sudah 54 tahun dikelola oleh Freeport McMoRan, dua tahun yang lalu mayoritas telah kita ambil sahamnya. Sehingga dari 9% menjadi mayoritas 51%. Kemudian juga Blok Mahakam yang sudah 43 tahun dikelola oleh Total dari Prancis, kita ambil alih dan diberikan kepada Pertamina 100%. Terakhir Blok Rokan yang sudah dikelola 97 tahun oleh Chevron, juga 100% kita berikan kepada Pertamina,” paparnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda