Juara Lawan AS, Neraca Dagang RI Keok dengan Thailand
Jum'at, 15 Oktober 2021 - 13:34 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik ( BPS ) mencatat, neraca perdagangan pada bulan September surplus sebesar USD4,37 miliar. Dengan capaian itu, neraca perdagangan telah mencatatkan surplus 17 bulan berturut-turut sejak April tahun lalu.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pada September 2021 Indonesia membukukan surplus perdagangan terhadap sejumlah negara, antara lain Amerika Serikat (AS) sebesar USD1,58 miliar, India (USD718,6 juta), dan Filipina (USD713,9 juta).
Namun, Indonesia juga mencatatkan defisit perdagangan dengan sejumlah negara. Di antaranya, yang terbesar adalah defisit perdagangan dengan negara tetangga, Australia dan Thailand
"Defisit terbesar dari Australia yaitu USD529,7 juta, lalu dengan Thailand USD346,8 juta. Selanjutnya, dengan Ukraina USD247,2 juta," papar Margo dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/10/2021).
Dilihat per sektornya, lanjut Margo, penurunan terbesar terjadi di sektor migas, yakni 12,56% (month to month/mtm). Sedangkan sektor nonmigas mengalami penurunan yang lebih rendah, yakni 3,38% (mtm).
BPS juga mencatat, kinerja impor pada September tahun ini turun secara bulanan 2,67%. Sedangkan secara tahunan, impor Indonesia tercatat naik 40,31%. "Jika dirinci secara tahunan impor migas naik 59,15% dan nonmigas meningkat 38,18%," jelasnya.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pada September 2021 Indonesia membukukan surplus perdagangan terhadap sejumlah negara, antara lain Amerika Serikat (AS) sebesar USD1,58 miliar, India (USD718,6 juta), dan Filipina (USD713,9 juta).
Namun, Indonesia juga mencatatkan defisit perdagangan dengan sejumlah negara. Di antaranya, yang terbesar adalah defisit perdagangan dengan negara tetangga, Australia dan Thailand
"Defisit terbesar dari Australia yaitu USD529,7 juta, lalu dengan Thailand USD346,8 juta. Selanjutnya, dengan Ukraina USD247,2 juta," papar Margo dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/10/2021).
Dilihat per sektornya, lanjut Margo, penurunan terbesar terjadi di sektor migas, yakni 12,56% (month to month/mtm). Sedangkan sektor nonmigas mengalami penurunan yang lebih rendah, yakni 3,38% (mtm).
Baca Juga
BPS juga mencatat, kinerja impor pada September tahun ini turun secara bulanan 2,67%. Sedangkan secara tahunan, impor Indonesia tercatat naik 40,31%. "Jika dirinci secara tahunan impor migas naik 59,15% dan nonmigas meningkat 38,18%," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda