Tumbuhkan Sirkular Ekonomi, KLHK dan Le Minerale Inisiasi Standarisasi Bank Sampah
Senin, 18 Oktober 2021 - 22:31 WIB
“KLHK ingin bank sampah lain bisa hidup seperti Bank Sampah Bersinar. Dengan kehadiran Bank Sampah maka masyarakat terbantu untuk bisa mengolah sampah. Selain itu dengan kehadiran BSB menjadi contoh bahwa bank sampah harus terkoneksi dengan perusahaan daur ulang agar perusahaan tersebut bisa mengolah sampah sehingga sampah tidak dibuang langsung ke tempat pembuangan sampah (TPS),” jelasnya.
Hery Yusamandra, Program Manager ADUPI dan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan konsep pengelolaan melalui Bank Sampah yang mengatasi sampah sejak dari sumbernya yaitu di rumah tangga yang dimulai dari tingkat RT/RW melalui Bank Sampah Unit (BSU) sampai ke tingkat kewilayahan di tingkat kota/kabupaten melalui Bank Sampah Induk (BSI).
“Artinya akivitas pengelolaan sampah oleh BSI Bersinar menjadi cerminan pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis sumber di tingkat komunitas, maka harus kita dukung,” kata Hery.
Hery menambahkan untuk mengoptimalkan peran bank sampah, Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale berkerjasama dengan KLHK memformulasikan standarisasi operasional bank sampah induk. Di antaranya dengan penambahan mesin press, pembantuan modal kerja, membangun supply chain penjualan, pembinaan tata kelola area kerja dan administrasi, serta melakukan edukasi kepada bank sampah unit, komunitas dan member.
“Kami berharap gerakan seperti ini dapat membentuk suatu ekosistem yang sirkular dari hulu ke hilir. Kemitraan dengan Bank Sampah Bersinar ini juga menjadi program percontohan bagi tata kelola sampah yang lebih baik sesuai regulasi dan dapat di aplikasi oleh bank sampah lainnya di seluruh Indonesia. Untuk itu kami melakukan seremonial serah terima bantuan peralatan kepada BSI Bersinar hari ini,” paparnya.
Adapun Bank Sampah juga memiliki peran penting dalam penyediaan bahan baku untuk industri daur ulang khususnya plastik dan kertas. Terlebih industri daur ulang memerlukan sampah plastik PET dalam jumlah besar. Dalam catatan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), setiap tahunnya permintaan PET meningkat rata-rata 7%.
Sementara itu, CEO Bank Sampah Bersinar (BSB), Fei Febrianti memberi apresiasi atas dukungan dari KLHK, Le Minerale dan ADUPI bagi Bank Sampah Bersinar. Dia berharap dukungan peralatan dan pembinaan tersebut semakin meningkatkan kinerja dan edukasi pengelolaan sampah di lingkungan Bank Sampah Bersinar.
"Pembinaan standarisasi akan menambah ilmu kami dan meningkatkan efektifitas kerja lebih cepat. Kami sangat bangga untuk bisa menjadi contoh untuk bank sampah induk Indonesia dan memberikan manfaat sekaligus menginspirasi bank sampah induk lainnya," ujarnya.
Fei juga memberi apresiasi atas dukungan dari KLHK dan Le Minerale bagi Bank Sampah Bersinar. Dia berharap dukungan peralatan tersebut semakin meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di Bank Sampah Bersinar.
Hery Yusamandra, Program Manager ADUPI dan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan konsep pengelolaan melalui Bank Sampah yang mengatasi sampah sejak dari sumbernya yaitu di rumah tangga yang dimulai dari tingkat RT/RW melalui Bank Sampah Unit (BSU) sampai ke tingkat kewilayahan di tingkat kota/kabupaten melalui Bank Sampah Induk (BSI).
“Artinya akivitas pengelolaan sampah oleh BSI Bersinar menjadi cerminan pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis sumber di tingkat komunitas, maka harus kita dukung,” kata Hery.
Hery menambahkan untuk mengoptimalkan peran bank sampah, Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale berkerjasama dengan KLHK memformulasikan standarisasi operasional bank sampah induk. Di antaranya dengan penambahan mesin press, pembantuan modal kerja, membangun supply chain penjualan, pembinaan tata kelola area kerja dan administrasi, serta melakukan edukasi kepada bank sampah unit, komunitas dan member.
“Kami berharap gerakan seperti ini dapat membentuk suatu ekosistem yang sirkular dari hulu ke hilir. Kemitraan dengan Bank Sampah Bersinar ini juga menjadi program percontohan bagi tata kelola sampah yang lebih baik sesuai regulasi dan dapat di aplikasi oleh bank sampah lainnya di seluruh Indonesia. Untuk itu kami melakukan seremonial serah terima bantuan peralatan kepada BSI Bersinar hari ini,” paparnya.
Adapun Bank Sampah juga memiliki peran penting dalam penyediaan bahan baku untuk industri daur ulang khususnya plastik dan kertas. Terlebih industri daur ulang memerlukan sampah plastik PET dalam jumlah besar. Dalam catatan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), setiap tahunnya permintaan PET meningkat rata-rata 7%.
Sementara itu, CEO Bank Sampah Bersinar (BSB), Fei Febrianti memberi apresiasi atas dukungan dari KLHK, Le Minerale dan ADUPI bagi Bank Sampah Bersinar. Dia berharap dukungan peralatan dan pembinaan tersebut semakin meningkatkan kinerja dan edukasi pengelolaan sampah di lingkungan Bank Sampah Bersinar.
"Pembinaan standarisasi akan menambah ilmu kami dan meningkatkan efektifitas kerja lebih cepat. Kami sangat bangga untuk bisa menjadi contoh untuk bank sampah induk Indonesia dan memberikan manfaat sekaligus menginspirasi bank sampah induk lainnya," ujarnya.
Fei juga memberi apresiasi atas dukungan dari KLHK dan Le Minerale bagi Bank Sampah Bersinar. Dia berharap dukungan peralatan tersebut semakin meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di Bank Sampah Bersinar.
tulis komentar anda