Wow! RI Butuh Duit Rp6.736 Triliun Buat Penanganan Perubahan Iklim
Selasa, 19 Oktober 2021 - 17:13 WIB
JAKARTA - Perubahan iklim menjadi tantangan yang akan dihadapi dunia termasuk Indonesia. Saat ini, Indonesia membutuhkan anggaran pada perubahan iklim sebesar USD479 miliar atau setara dengan Rp6.736 triliun (kurs rupiah Rp14.064/USD).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, biaya itu untuk mengurangi emisi karbon menjadi 29% secara mandiri dan 41% dengan bantuan negara lain di 2030 sesuai Paris Agreement dalam Nationally Determined Contributions (NDCs).
"Kami menghitung besaran biaya untuk menurunkan emisi karbon (CO2) sesuai (NDC) Paris Agreement. Misalnya untuk menurunkan 29%, membutuhkan pembiayaan hingga USD 365 miliar untuk merealisasi janji itu,"kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (19/10/2021).
Saat ini, beberapa Menteri Keuangan dunia masih mencari cara yang tepat bagaimana menghubungkan sektor-sektor privat domestik dengan sektor privat secara global.
"Private sectors menjadi sangat kritikal. Maka forum koalisi Menteri Keuangan negara G20 menjadi sangat penting untuk mendiskusikan bagaimana kami mendanai dan mengkatalisasi private sector secara global," imbuhnya.
Sri Mulyani menambahkan perubahan iklim adalah masalah utama yang akan terjadi di masa depan, sebab berbagai dunia sudah merasakan gejalanya.
"Dari sisi korban jiwa, dampak ekonomi dan keuangan, ini sebuah fenomena adalah kejadian yang luar biasa, maka bangsa-bangsa di dunia harus berpikir dan berikhtiar mencegah hal ini ke depan," tandasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, biaya itu untuk mengurangi emisi karbon menjadi 29% secara mandiri dan 41% dengan bantuan negara lain di 2030 sesuai Paris Agreement dalam Nationally Determined Contributions (NDCs).
"Kami menghitung besaran biaya untuk menurunkan emisi karbon (CO2) sesuai (NDC) Paris Agreement. Misalnya untuk menurunkan 29%, membutuhkan pembiayaan hingga USD 365 miliar untuk merealisasi janji itu,"kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (19/10/2021).
Saat ini, beberapa Menteri Keuangan dunia masih mencari cara yang tepat bagaimana menghubungkan sektor-sektor privat domestik dengan sektor privat secara global.
"Private sectors menjadi sangat kritikal. Maka forum koalisi Menteri Keuangan negara G20 menjadi sangat penting untuk mendiskusikan bagaimana kami mendanai dan mengkatalisasi private sector secara global," imbuhnya.
Sri Mulyani menambahkan perubahan iklim adalah masalah utama yang akan terjadi di masa depan, sebab berbagai dunia sudah merasakan gejalanya.
"Dari sisi korban jiwa, dampak ekonomi dan keuangan, ini sebuah fenomena adalah kejadian yang luar biasa, maka bangsa-bangsa di dunia harus berpikir dan berikhtiar mencegah hal ini ke depan," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda