Menteri Teten Jalin Sinergi agar Ekspor UKM Rempah Jadi Lebih Gurih

Kamis, 28 Oktober 2021 - 15:37 WIB
Di kuartal I tahun ini nilai ekspor rempah naik 19,28%. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Dalam rangka mendorong ekspor produk UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM ( KemenkopUKM ) mendorong adanya sinergitas digitalisasi koperasi dan UKM (KUKM) dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait. Dengan konsep yang terintegrasi mendorong pelaku usaha, terutama eksportir rempah, Indonesia untuk dapat berdaya saing.

"Juga agar dapat berkompetisi dan menguasai pasar, baik nasional dan internasional," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada acara penutupan Konferensi Ekspor Nasional 2021: Mengangkat Potensi Ekspor Rempah, secara daring, Rabu (28/10/2021).



Pelibatan itu di antaranya, bekerja sama dengan Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di 44 negara dalam pengembangan ekspor UKM, khususnya market intelligence, promosi luar negeri, business matching, hingga kolaborasi dengan GIZ melalui platform e-catalogue-Semesta KemenKopUKM serta ASEAN Access.

Data menyebutkan, pada kuartal I-2021, nilai ekspor rempah Indonesia mencapai USD218,69 juta (Rp3,09 triliun/kurs Rp14.200), atau meningkat 19,28% dibandingkan periode sebelumnya. Komoditas dengan pangsa pasar terbesar adalah lada 22,04%, cengkih 16,65 %, bubuk kayu manis 12,16%, vanila 10,42%, dan pala 10,09%. Dengan negara tujuan ekspor di antaranya Singapura, UAE, Morocco, Algeria, Tunisia, USA, Belanda, Brazil, Jerman, dan Belgia.



"Kami juga sedang menginisiasi kerja sama dengan SIPPO (Swiss Import Promotion Programme) dalam pengembangan natural ingredients termasuk produk rempah inline dengan program Spice Up to the World," ujar Teten.

Menurut Teten, kerja sama terfokus pada program peningkatan pasar ekspor UMKM, menyediakan informasi pasar ekspor UMKM, mengorganisasikan event promosi offline dan online, mengorganisasikan kegiatan business matching, dan sinergi dalam pengembangan sustainable products.

"Saya berharap dengan adanya acara Konferensi Ekspor Nasional akan semakin banyak jumlah eksportir muda yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan nilai ekspor Indonesia, terutama produk berbasis natural ingredients dan rempah," tukas Teten.



Meski begitu, dia mengakui masih ada berbagai kendala dihadapi UKM untuk melangkah ke pasar ekspor. Yaitu, minimnya pengetahuan tentang selera pasar dan dokumen persyaratan di negara tujuan, kualitas produk yang tidak konsisten, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala logistik.

"Saya mengapresiasi yang tinggi kepada Sekolah Ekpor yang selama ini berkontribusi untuk turut serta dalam meningkatkan ekspor nasional, melalui penumbuhan jumlah eksportir di Indonesia," pungkas Teten.
(uka)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More