Bank Digital Makin Menjamur, Kenali Tiga Jenisnya

Kamis, 28 Oktober 2021 - 15:58 WIB
Layanan perbankan digital saat ini semakin marak mengikuti evolusi perkembangan teknologi informasi. Berdasarkan studi Financial Times di tahun 2020, hanya 20% bank tradisional yang akan bertahan. Foto/Dok
CANGGU - Layanan perbankan digital saat ini semakin marak mengikuti evolusi perkembangan teknologi informasi. Berdasarkan studi Financial Times di tahun 2020, hanya 20% bank konvensional yang akan bertahan.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengungkapkan, bahwa ada tiga jenis bank digital . Yang pertama adalah Direct Bank, yang memperbesar peluang tabungan perbankan, channeling pinjaman secara digital.

"Yang kedua adalah Neo Bank, bank tanpa cabang, full digital dan berbasis mobile apps. Yang ketiga adalah challenger bank, yang merevolusi cara transaksi model pinjaman no baru , dan personal finance," ujar Bhima dalam Jago Bootcamp di Canggu, Bali pada Kamis (28/10/2021).



Dia pun mencatat bahwa kehadiran bank digital ini membawa beberapa manfaat bagi nasabah. Pertama, bank digital membantu nasabah sehingga literasi keuangan digital yang lebih baik, dimana pengetahuan terhadap produk perbankan dan investasi meningkat.



"Kemudian, bank digital juga membantu nasabahnya dalam perencanaan masa depan. Adanya pembagian rekening secara spesifik untuk keperluan tabungan pendidikan, DP rumah, dan dana darurat," jelas Bhima.

Diterangkan juga olehnya, Bank Digital dapat mengembangkan cross spending habit, di mana para nasabah melakukan transaksi cross-platform sesuai dengan kebutuhan tanpa mendownload terlalu banyak aplikasi.

"Bahkan, berdasarkan data Bank Dunia di tahun 2020, 46,9% porsi kapitalisasi, pasar saham terhadap PDB relatif kecil. Kehadiran bank digital mampu menjadi pemicu naiknya minat investasi," tambahnya.



Bagi UMKM, bank digital membantu pelaku UMKM mengendalikan keuangan mereka, misal untuk bahan baku, gaji pegawai, dan cicilan pinjaman. Pelaku UMKM membutuhkan transparansi dan efisiensi. Bank digital ini menawarkan pembiayaan dengan beragam tenor dan agunan.

"Setidaknya butuh pertumbuhan kredit 15% untuk mencapai 5% pertumbuhan ekonomi yang sustain," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More