Biaya Kereta Jakarta-Bandung Membengkak, Stasiun Walini Jadi Korban Efisiensi
Selasa, 02 November 2021 - 14:05 WIB
JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat pada tahap awal operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Stasiun Walini, Bandung Barat, belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan. Pertimbangannya, aspek komersial dan mengurangi potensi cost overrun atau pembengkakan biaya. Operasional KCJB secara komersial ditargetkan pada awal 2023 mendatang.
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi menyebut, saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung beroperasi pihaknya tetap melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.
"Pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, Stasiun Walini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan, karena aspek komersial dan mengingat saat ini PT KCIC sedang melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun," ujar Dwiyana, Selasa (2/11/2021).
Meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. Dwiyana menuturkan, KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya sesuai arahan pemegang saham.
“Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu,” kata dia.
Hingga saat ini KCIC masih terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran tiga terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Kemudian, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade 18, 19, dan 20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta.
Selain itu, percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.
“Selaras dengan upaya percepatan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kami juga melakukan persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi bersama kementerian terkait,” ungkap dia.
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi menyebut, saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung beroperasi pihaknya tetap melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.
"Pada fase pertama pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, Stasiun Walini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan, karena aspek komersial dan mengingat saat ini PT KCIC sedang melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun," ujar Dwiyana, Selasa (2/11/2021).
Meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. Dwiyana menuturkan, KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya sesuai arahan pemegang saham.
“Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu,” kata dia.
Hingga saat ini KCIC masih terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif. Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran tiga terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Kemudian, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade 18, 19, dan 20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta.
Selain itu, percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.
“Selaras dengan upaya percepatan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kami juga melakukan persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi bersama kementerian terkait,” ungkap dia.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda