Perhitungan Faisal Basri: Balik Modal Kereta Cepat Lebih dari 1 Abad
Selasa, 02 November 2021 - 19:47 WIB
JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri menilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak akan memberikan keuntungan dalam waktu cepat. Berdasarkan perhitungan simulasi yang dia lakukan, proyek kereta cepat baru akan balik modal pada 139 tahun mendatang.
Seperti diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan investasi dari semula Rp86,5 triliun menjadi Rp114,2 triliun. Akibat pembengkakan biaya, Pemerintah Indonesia memutuskan membiayainya lewat APBN dengan menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp4 triliun kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Dengan investasi Rp114 triliun, saya simulasikan kalau seat cuma 50%, trip cuma 30 kali sehari dan harga tiket diturunkan jadi Rp250.000 maka balik modalnya 139 tahun. Ini tidak memperhitungkan biaya operasi," ujarnya dalam Webinar Dampak Investasi China untuk Indonesia, Selasa (2/11/2021).
Sementara dengan nilai investasi yang sama, jika kursi yang terisi hanya 60% dengan jumlah trip sebanyak 35 kali dan harga tiket sebesar Rp300.000 maka balik modal menjadi 83 tahun. Skenario lain jika harga tiket sebesar Rp350.000 dengan jumlah perjalanan sebanyak 30 kali namun jumlah keterisian kursi hanya 80% maka balik modal bisa 62 tahun.
Skenario optimistis jika keterisian kursi penuh 100% dengan jumlah perjalanan sebanyak 39 kali dan harga tiket Rp400.000, maka balik modal bisa lebih cepat dalam 33 tahun.
"Inilah risiko-risiko yang dihadapi. Semua akhirnya yang menanggung rakyat karena ga bisa business to business lagi, harus ditanggung pemerintah," jelas Faisal.
Seperti diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan investasi dari semula Rp86,5 triliun menjadi Rp114,2 triliun. Akibat pembengkakan biaya, Pemerintah Indonesia memutuskan membiayainya lewat APBN dengan menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp4 triliun kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Dengan investasi Rp114 triliun, saya simulasikan kalau seat cuma 50%, trip cuma 30 kali sehari dan harga tiket diturunkan jadi Rp250.000 maka balik modalnya 139 tahun. Ini tidak memperhitungkan biaya operasi," ujarnya dalam Webinar Dampak Investasi China untuk Indonesia, Selasa (2/11/2021).
Sementara dengan nilai investasi yang sama, jika kursi yang terisi hanya 60% dengan jumlah trip sebanyak 35 kali dan harga tiket sebesar Rp300.000 maka balik modal menjadi 83 tahun. Skenario lain jika harga tiket sebesar Rp350.000 dengan jumlah perjalanan sebanyak 30 kali namun jumlah keterisian kursi hanya 80% maka balik modal bisa 62 tahun.
Skenario optimistis jika keterisian kursi penuh 100% dengan jumlah perjalanan sebanyak 39 kali dan harga tiket Rp400.000, maka balik modal bisa lebih cepat dalam 33 tahun.
"Inilah risiko-risiko yang dihadapi. Semua akhirnya yang menanggung rakyat karena ga bisa business to business lagi, harus ditanggung pemerintah," jelas Faisal.
(uka)
tulis komentar anda