Rembang Fashion Parade Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi Kreatif
Rabu, 03 November 2021 - 12:20 WIB
Sementara itu, Ketua Dekranasda Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, tak hanya fashion show, namun acara itu juga digunakan untuk meluncurkan Batik Lasemku, sebuah brand produk fashion batik dari Lasem karya anak-anak muda di sana.
"Meskipun beberapa daerah punya batik, tapi ciri dan coraknya itu berbeda. Tanggung jawab kita untuk melestarikan batik dan mengembangkan tanpa menghilangkan ciri khasnya," katanya.
Atikoh mengatakan batik yang dijadikan produk fashion akan naik kelas dan memiliki nilai tambah.
"Tapi dengan dijadikan produk fashion, maka akan punya nilai tambah. Dan semangat kawan-kawan ini berhasil membuat koleksi fashion Batik Lasem yang dibuatkan brand Batik Lasemku. Mudah-mudahan bisa dikembangkan lagi, tidak hanya jadi baju, tapi sepatu, tas, aksesoris, dekorasidekorasi rumah dan lainnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, sejak satu tahun terakhir Dekranasda Jateng bekerja sama dengan Dekranasda Kabupaten Rembang dan sejumlah institusi lainnya, berupaya meningkatkan nilai tambah batik Lasem dengan mengolahnya menjadiproduk fesyen.
Para pengrajin batik mendapatkan pendampingan dan pelatihan dari desainer, agar kemudian mampu mengolah kain batik menjadi busana bernilai ekonomi tinggi.
Rangkaian pendampingan yang diberikan oleh Dekranasda kepada pengrajin batik di Rembang meliputi sejumlah kegiatan seperti fasilitasi sertifikasi standar kompetensi kecakapan kerja nasional Indonesia untuk Batik Lasem, penguatan dan pendampingan kelembagaan koperasi, pelatihan usaha produktif bidang batik dan fesyen tingkat dasar dan tingkat lanjut serta batik geometris, dan pelatihan serta pendampingan fashion designer.
"Meskipun beberapa daerah punya batik, tapi ciri dan coraknya itu berbeda. Tanggung jawab kita untuk melestarikan batik dan mengembangkan tanpa menghilangkan ciri khasnya," katanya.
Atikoh mengatakan batik yang dijadikan produk fashion akan naik kelas dan memiliki nilai tambah.
"Tapi dengan dijadikan produk fashion, maka akan punya nilai tambah. Dan semangat kawan-kawan ini berhasil membuat koleksi fashion Batik Lasem yang dibuatkan brand Batik Lasemku. Mudah-mudahan bisa dikembangkan lagi, tidak hanya jadi baju, tapi sepatu, tas, aksesoris, dekorasidekorasi rumah dan lainnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, sejak satu tahun terakhir Dekranasda Jateng bekerja sama dengan Dekranasda Kabupaten Rembang dan sejumlah institusi lainnya, berupaya meningkatkan nilai tambah batik Lasem dengan mengolahnya menjadiproduk fesyen.
Para pengrajin batik mendapatkan pendampingan dan pelatihan dari desainer, agar kemudian mampu mengolah kain batik menjadi busana bernilai ekonomi tinggi.
Rangkaian pendampingan yang diberikan oleh Dekranasda kepada pengrajin batik di Rembang meliputi sejumlah kegiatan seperti fasilitasi sertifikasi standar kompetensi kecakapan kerja nasional Indonesia untuk Batik Lasem, penguatan dan pendampingan kelembagaan koperasi, pelatihan usaha produktif bidang batik dan fesyen tingkat dasar dan tingkat lanjut serta batik geometris, dan pelatihan serta pendampingan fashion designer.
(akr)
tulis komentar anda