Defisit Perdagangan AS Jadi Pemicu Wall Street Tak Kompak Menguat
Kamis, 04 November 2021 - 23:00 WIB
JAKARTA - Wall Street melalui tiga indeks acuannya dibuka variatif pada perdagangan Kamis malam (4/11/2021). Beberapa sentimen makro turut menjadi penggerak pasar modal Amerika Serikat (AS) malam ini, seperti rilis neraca perdagangan AS yang menunjukkan adanya defisit.
Hingga pukul 20:46 WIB, Dow Jones Industrial Average tertekan 0,11% di 36.119,24, S&P 500 menguat 0,20% di 4.669,96, dan Nasdaq melesat 0,40% di 15.874,9.
Data terbaru menunjukkan defisit perdagangan Amerika Serikat mengalami lonjakan yang cukup signifikan pada September 2021 menyusul turunnya angka ekspor, dilansir Reuters, Kamis (4/11/2021).
Departemen Perdagangan AS mengatakan ada kesenjangan perdagangan hingga 11,2% yang mencapai USD80,9 miliar. Angka tersebut lebih parah dari analisa Reuters sebesar USD80,5 miliar.
Angka ekspor turun 3,0% menjadi USD207,6 miliar pada September. Ekspor barang anjlok 4,7% mencapai USD142,7 miliar. Pasokan industri memimpin penurunan paling dalam, khususnya ekspor minyak mentah yang anjlok USD1,0 miliar.
Sementara, data impor menunjukkan kenaikan sebesar 0,6% mencapai USD288,5 miliar. Impor barang naik 0,8% menjadi USD240,9 miliar.
Impor bahan baku dan bahan industri merupakan yang tertinggi sejak April 2014. Impor barang modal juga mencatat rekor tertinggi, demikian pula impor non-migas dan impor barang lainnya.
Kendati data perdagangan tidak sesuai ekspektasi, namun musim pendapatan pada kuartal III menunjukkan hasil yang cukup memuaskan bagi perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar.
Hingga pukul 20:46 WIB, Dow Jones Industrial Average tertekan 0,11% di 36.119,24, S&P 500 menguat 0,20% di 4.669,96, dan Nasdaq melesat 0,40% di 15.874,9.
Data terbaru menunjukkan defisit perdagangan Amerika Serikat mengalami lonjakan yang cukup signifikan pada September 2021 menyusul turunnya angka ekspor, dilansir Reuters, Kamis (4/11/2021).
Departemen Perdagangan AS mengatakan ada kesenjangan perdagangan hingga 11,2% yang mencapai USD80,9 miliar. Angka tersebut lebih parah dari analisa Reuters sebesar USD80,5 miliar.
Angka ekspor turun 3,0% menjadi USD207,6 miliar pada September. Ekspor barang anjlok 4,7% mencapai USD142,7 miliar. Pasokan industri memimpin penurunan paling dalam, khususnya ekspor minyak mentah yang anjlok USD1,0 miliar.
Sementara, data impor menunjukkan kenaikan sebesar 0,6% mencapai USD288,5 miliar. Impor barang naik 0,8% menjadi USD240,9 miliar.
Impor bahan baku dan bahan industri merupakan yang tertinggi sejak April 2014. Impor barang modal juga mencatat rekor tertinggi, demikian pula impor non-migas dan impor barang lainnya.
Kendati data perdagangan tidak sesuai ekspektasi, namun musim pendapatan pada kuartal III menunjukkan hasil yang cukup memuaskan bagi perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar.
Lihat Juga :
tulis komentar anda