Jangkauan Terbang Garuda Makin Sempit, Hanya 60 Pesawat yang Beroperasi

Selasa, 09 November 2021 - 22:31 WIB
Armada Garuda Indonesia yang diparkiran ada sebanyak 125 pesawat, terdiri atas 119 pesawat sewa dan 6 pesawat milik sendiri. FOTO/SINDOnews
JAKARTA - Kementerian BUMN mencatat jumlah pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia kini makin langka hanya sekitar 50-60 yang beroperasi. Sementara armada diparkiran ada sebanyak 125 pesawat, terdiri 119 pesawat sewa dan 6 pesawat milik sendiri.

Berkurangnya jumlah pesawat menyebabkan terjadinya kelangkaan rute penerbangan pesawat Garuda Indonesia di sejumlah daerah. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menyebut, hal itu membuat pihaknya menerima keluhan dari sejumlah calon penumpang.

"Kalau Garuda paling drastis dari pesawatnya 142, saat ini tinggal 50-60 pesawat yang beroperasi, jadi kami sudah mendapatkan banyak komplain selama sebulan terakhir, flight garuda semakin langka, karena pesawatnya grounded," ujar Kartika, Selasa (9/11/2021).





Tiko, sapaan akrab Kartika mencatat, rute perbangan emiten dengan kode saham GIAA itu akan berkurang secara drastis. Dimana, pengurangan difokuskan pada rute yang tidak menguntungkan secara bisnis dan menguatkan rute-rute super premium.

Dalam catatanya, rute penerbangan emiten diperkirakan turun dari 237 rute menjadi 140 rute saja. Pemangkasan itu sejalan dengan pengembalian sejumlah armada kepada lessor atau perusahaan penyewa pesawat.

"Ini jadi tantangan karena mungkin nanti airport yang akan mengalami kelangkaan jumlah flight karena memang rutenya kurangi dan fokus kepada rute-rute yang menghasilkan positif margin," katanya.

Tak hanya itu, pemegang saham juga akan mengurangi jumlah pesawat Garuda Indonesia. Pada 2022, jumlah armada hanya akan tersisa 134 saja. Jumlah itu berkurang signifikan.

"Jumlah pesawat juga akan menurun drastis, dari 202 pesawat (2019) menurun di 2022 sekitar 134 pesawat karena sebagian sudah di grounded juga oleh lessor. Dan diharapkan kedepan akan tumbuh lagi kalau bisnis plannya berjalan di sekitar 188 pesawat (2026)," ungkapnya.



Disisi lain, pemegang saham juga melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat yang digunakan oleh emiten kedepannya. Tujuannya, untuk menyesuaikan biaya sewa pesawat dengan dengan market rates saat ini. Kemudian, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui peningkatan utilitas belly capacity dan digitalisasi operasional.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More