Camera Action! Sutradara Lord of The Rings Jual Studio Efek Visualnya Seharga Rp22,7 Triliun
Rabu, 10 November 2021 - 21:32 WIB
JAKARTA - Weta Digital, studio efek visual yang berbasis di Selandia Baru yang dibesut oleh sutradara pemenang Oscar Sir Peter Jackson, telah terjual seharga USD1,6 miliar atau setara Rp22,7 triliun (kurs Rp14.200). Pembelinya adalah Unity, perusahaan pembuat video game yang menelurkan game seperti Pokemon Go dan Call of Duty: Mobile.
Weta Digital memang keshohor berkat kesuksesan film-film Peter Jackson yang dominan menggunak efek visual. Sebut saja di antaranya "serial" The Lord of The Ring, The Hobbit, dan King Kong. Weta juga turut menggarap film-film yang diproduseri Peter Jackson, seperti Mortal Engine.
Kedua perusahaan menyatakan bahwa kesepakatan itu akan membuat alat efek khusus Weta "didemokratisasi". Artinya, seniman mana pun dan dari industri apa pun bisa mengunakannya.
"Unity dan Weta Digital dapat menciptakan jalur bagi seniman mana pun, dari industri apa pun, untuk dapat memanfaatkan alat yang sangat kreatif dan kuat ini," kata Sir Peter dalam sebuah pernyataan dikutip dari BBC, Rabu (10/11/2021).
Weta, yang didanai bersama oleh Sir Peter pada tahun 1993, dikenal karena menciptakan karakter animasi seperti Neyriti dari Avatar, Gollum dalam serial film Lord of the Rings, dan Caesar dari Planet of the Apes. Kesuksesan Weta itu sampai-sampai dianggap "menyerupai" pusat perfilman Amerika Serikat.
"Untuk belahan bumi selatan, Weta adalah versi Hollywood kami. Peter Jackson adalah pembuat film visioner. Dia tidak memiliki alat yang dia butuhkan untuk mencapai hasil yang dia inginkan, jadi dia membentuk sebuah tim," kata James Fletcher, kritikus film yang berbasis di Sydney.
Di bawah kesepakatan penjualan tadi, Weta akan dipecah. Aset teknologinya dijual ke Unity sebagai Weta Digital. Sementara bisnis efek visualnya akan tetap sebagai perusahaan terpisah bernama WetaFX, yang diharapkan menjadi salah satu pelanggan terbesar Unity.
Weta mengatakan kepada BBC bahwa Sir Peter, bersama dengan seniman digital perusahaan, akan tinggal di Selandia Baru dan terus membuat film di Negeri Kiwi itu.
Dalam sebuah pernyataan, Unity mengatakan akan menempatkan alat efek visual Weta yang sangat eksklusif dan canggih ke tangan jutaan pencipta dan seniman di seluruh dunia. Alahasil, memungkinkan mereka membentuk masa depan metaverse.
Istilah metaverse kian menjadi populer setelah Facebook mengubah namanya menjadi Meta untuk lebih mencerminkan fokus barunya dalam menghubungkan pengguna melalui "augmented reality" dan "virtual reality".
Weta Digital memang keshohor berkat kesuksesan film-film Peter Jackson yang dominan menggunak efek visual. Sebut saja di antaranya "serial" The Lord of The Ring, The Hobbit, dan King Kong. Weta juga turut menggarap film-film yang diproduseri Peter Jackson, seperti Mortal Engine.
Kedua perusahaan menyatakan bahwa kesepakatan itu akan membuat alat efek khusus Weta "didemokratisasi". Artinya, seniman mana pun dan dari industri apa pun bisa mengunakannya.
"Unity dan Weta Digital dapat menciptakan jalur bagi seniman mana pun, dari industri apa pun, untuk dapat memanfaatkan alat yang sangat kreatif dan kuat ini," kata Sir Peter dalam sebuah pernyataan dikutip dari BBC, Rabu (10/11/2021).
Weta, yang didanai bersama oleh Sir Peter pada tahun 1993, dikenal karena menciptakan karakter animasi seperti Neyriti dari Avatar, Gollum dalam serial film Lord of the Rings, dan Caesar dari Planet of the Apes. Kesuksesan Weta itu sampai-sampai dianggap "menyerupai" pusat perfilman Amerika Serikat.
"Untuk belahan bumi selatan, Weta adalah versi Hollywood kami. Peter Jackson adalah pembuat film visioner. Dia tidak memiliki alat yang dia butuhkan untuk mencapai hasil yang dia inginkan, jadi dia membentuk sebuah tim," kata James Fletcher, kritikus film yang berbasis di Sydney.
Di bawah kesepakatan penjualan tadi, Weta akan dipecah. Aset teknologinya dijual ke Unity sebagai Weta Digital. Sementara bisnis efek visualnya akan tetap sebagai perusahaan terpisah bernama WetaFX, yang diharapkan menjadi salah satu pelanggan terbesar Unity.
Weta mengatakan kepada BBC bahwa Sir Peter, bersama dengan seniman digital perusahaan, akan tinggal di Selandia Baru dan terus membuat film di Negeri Kiwi itu.
Dalam sebuah pernyataan, Unity mengatakan akan menempatkan alat efek visual Weta yang sangat eksklusif dan canggih ke tangan jutaan pencipta dan seniman di seluruh dunia. Alahasil, memungkinkan mereka membentuk masa depan metaverse.
Istilah metaverse kian menjadi populer setelah Facebook mengubah namanya menjadi Meta untuk lebih mencerminkan fokus barunya dalam menghubungkan pengguna melalui "augmented reality" dan "virtual reality".
(uka)
tulis komentar anda