Angkat Pamor Asuransi, Allianz Life Kupas Segudang Manfaatnya
Senin, 15 November 2021 - 20:19 WIB
Asuransi diterangkan memiliki segudang manfaat untuk memastikan keamanan finansial diri dan keluarga saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saat ini berbagai produk asuransi telah tersedia untuk memberikan proteksi bagi para nasabahnya.
Namun diingatkan perlunya kecermatan dan pemahaman masyarakat untuk memilih produk Asuransi yang tepat agar kebutuhan perlindungan terpenuhi dan pengelolaan keuangan dapat lebih optimal.
Sementara itu berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi industri asuransi nasional terus meningkat selama pandemi. Hingga Juli 2021, tingkat penetrasi asuransi mencapai 3,11%. Angka ini meningkat dibandingkan akhir tahun 2020 yang mencapai 2,92%.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada kuartal I 2021 jumlah polis asuransi jiwa juga turut meningkat sebesar 1,8% atau sebanyak 17,78 juta year on year (yoy). Sedangkan, polis perorangan tumbuh 2,7 % yoy menjadi 17,24 juta.
Dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak +272,2 juta orang, jelas bahwa peluang pertumbuhan masih terbuka lebar. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi, karena digitalisasi diharapkan dapat memacu inovasi produk dan layanan Asuransi agar bisa lebih baik lagi dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Tentunya transformasi digital yang dijalankan perusahaan ini perlu diimbangi dengan tata kelola dan manajemen risiko yang baik, khususnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan, cakupan perlindungan dan siklus perjalanan konsumen untuk menentukan produk yang terbaik bagi masing-masing individu," ujar Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon di kesempatan yang berbeda.
Ia optimis kanal distribusi digital ini akan berkembang lebih jauh ke depannya seiring dengan peningkatan kualitas tata kelola dari pelaku industri asuransi jiwa.
"Industri asuransi merupakan industri yang besar. Dengan aset lebih dari Rp500 triliun, industri asuransi dapat membantu pembangunan pemerintah melalui penempatan investasi. Jumlah ini akan semakin bertambah apabila penetrasi asuransi jiwa terus meningkat," tandasnya.
Namun diingatkan perlunya kecermatan dan pemahaman masyarakat untuk memilih produk Asuransi yang tepat agar kebutuhan perlindungan terpenuhi dan pengelolaan keuangan dapat lebih optimal.
Sementara itu berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi industri asuransi nasional terus meningkat selama pandemi. Hingga Juli 2021, tingkat penetrasi asuransi mencapai 3,11%. Angka ini meningkat dibandingkan akhir tahun 2020 yang mencapai 2,92%.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada kuartal I 2021 jumlah polis asuransi jiwa juga turut meningkat sebesar 1,8% atau sebanyak 17,78 juta year on year (yoy). Sedangkan, polis perorangan tumbuh 2,7 % yoy menjadi 17,24 juta.
Dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak +272,2 juta orang, jelas bahwa peluang pertumbuhan masih terbuka lebar. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi, karena digitalisasi diharapkan dapat memacu inovasi produk dan layanan Asuransi agar bisa lebih baik lagi dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Tentunya transformasi digital yang dijalankan perusahaan ini perlu diimbangi dengan tata kelola dan manajemen risiko yang baik, khususnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan, cakupan perlindungan dan siklus perjalanan konsumen untuk menentukan produk yang terbaik bagi masing-masing individu," ujar Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon di kesempatan yang berbeda.
Ia optimis kanal distribusi digital ini akan berkembang lebih jauh ke depannya seiring dengan peningkatan kualitas tata kelola dari pelaku industri asuransi jiwa.
"Industri asuransi merupakan industri yang besar. Dengan aset lebih dari Rp500 triliun, industri asuransi dapat membantu pembangunan pemerintah melalui penempatan investasi. Jumlah ini akan semakin bertambah apabila penetrasi asuransi jiwa terus meningkat," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda