Cermati Dinamika Global, Sri Mulyani Was-was Modal Asing Kabur
Selasa, 23 November 2021 - 11:33 WIB
JAKARTA - Kondisi global dinilai masih sangat tak menentu dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, sentimen kebijakan Amerika Serikat (AS), hingga dampak krisis energi Eropa. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, dinamika perekonomian global ini membawa risiko disrupsi suplai dan aliran modal.
Bagi Indonesia, kata Sri Mulyani, hal ini bisa menyebabkan modal asing kabur dan menekan nilai tukar rupiah. "Ini perlu diwaspadai karena dampaknya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Sri Mulyani melalui siaran secara virtual, Selasa (23/11/2021).
Menurutnya, negara-negara maju tengah berada dalam pilihan yang sulit. Negara-negara maju mengalami kenaikan inflasi didorong kenaikan harga komoditas. Beberapa negara, kata Sri Mulyani, juga menaikkan defisit keuangan negaranya. "Dalam proses pemulihan ini lingkungan global tidak statis, dinamis, atau cenderung volatil," ujarnya.
Indonesia, tegas Sri Mulyani, memang tidak bisa mengontrol kondisi global. Namun, pemerintah dapat mengatur kebijakan fiskal untuk merespons dinamika global.
Menurutnya, Indonesia harus mampu menjaga pulihnya permintaan tanpa membawa dampak berlebih pada inflasi. Selain itu, Menkeu juga mewaspadai disrupsi suplai ketika perekonomian nasional tumbuh. "Kita perlu waspada supply disruption, apabila demand lebih cepat dari supply-nya, ini membentuk demand side inflation," jelasnya.
Bagi Indonesia, kata Sri Mulyani, hal ini bisa menyebabkan modal asing kabur dan menekan nilai tukar rupiah. "Ini perlu diwaspadai karena dampaknya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Sri Mulyani melalui siaran secara virtual, Selasa (23/11/2021).
Menurutnya, negara-negara maju tengah berada dalam pilihan yang sulit. Negara-negara maju mengalami kenaikan inflasi didorong kenaikan harga komoditas. Beberapa negara, kata Sri Mulyani, juga menaikkan defisit keuangan negaranya. "Dalam proses pemulihan ini lingkungan global tidak statis, dinamis, atau cenderung volatil," ujarnya.
Indonesia, tegas Sri Mulyani, memang tidak bisa mengontrol kondisi global. Namun, pemerintah dapat mengatur kebijakan fiskal untuk merespons dinamika global.
Menurutnya, Indonesia harus mampu menjaga pulihnya permintaan tanpa membawa dampak berlebih pada inflasi. Selain itu, Menkeu juga mewaspadai disrupsi suplai ketika perekonomian nasional tumbuh. "Kita perlu waspada supply disruption, apabila demand lebih cepat dari supply-nya, ini membentuk demand side inflation," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda