Direktur PLN Ini Alami Kenaikan Konsumsi Listrik Hingga 100%
Sabtu, 06 Juni 2020 - 21:02 WIB
JAKARTA - Masa pandemi Covid-19 yang diikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan melakukan aktivitas kerja dan belajar di rumah berimbas pada kenaikan tagihan rekening listrik rumah tangga.
Kenaikan pemakaian listrik tersebut rupanya juga dialami oleh salah satu direktur PLN yakni Syofvi Felienty Roekman, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Human Capital Manajemen perusahaan listrik pelat merah itu.
Tak tanggung-tanggung, kenaikan konsumsi listrik di rumah Syofvi mencapai 100%. Ini diakuinya sebagai akibat dari aktivitas kerja di rumah yang dilakukannya dan suaminya. Demikian juga anak-anaknya yang terpaksa harus belajar di rumah mengikuti anjuran selama PSBB.
“Biasanya saya beli voucher listrik sekali untuk dua bulan. Sekarang, sekali beli untuk pemakaian sebulan. Semua alat elektronik kan dipakai, AC menyala siang-siang. Semuanya pada video conference. Biasanya Sabtu-Minggu jalan (ke luar), sekarang di rumah terus,” katanya di sela-sela video conference di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). (Baca Juga : PLN Antisipasi Tagihan dengan Skema Perlindungan Lonjakan )
Dia menyadari, inilah konsekuensi yang harus diterima akibat kebijakan melakukan stay at home. Syofvi pun berharap, masyarakat pelanggan PLN bisa mengerti kondisi seperti ini sebagai imbas dari adanya pandemi.
“Kondisi kenaikan ini sudah kami antisipasi, prinsipnya PLN tidak pernah melakukan adjusment terhadap tarif karena itu adalah domain dari pemerintah. Kami juga tidak melakukan cross subsidi seperti info yang beredar, tidak ada manipulasi pencatatan meteran,” tuturnya.
Kenaikan pemakaian listrik tersebut rupanya juga dialami oleh salah satu direktur PLN yakni Syofvi Felienty Roekman, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Human Capital Manajemen perusahaan listrik pelat merah itu.
Tak tanggung-tanggung, kenaikan konsumsi listrik di rumah Syofvi mencapai 100%. Ini diakuinya sebagai akibat dari aktivitas kerja di rumah yang dilakukannya dan suaminya. Demikian juga anak-anaknya yang terpaksa harus belajar di rumah mengikuti anjuran selama PSBB.
“Biasanya saya beli voucher listrik sekali untuk dua bulan. Sekarang, sekali beli untuk pemakaian sebulan. Semua alat elektronik kan dipakai, AC menyala siang-siang. Semuanya pada video conference. Biasanya Sabtu-Minggu jalan (ke luar), sekarang di rumah terus,” katanya di sela-sela video conference di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). (Baca Juga : PLN Antisipasi Tagihan dengan Skema Perlindungan Lonjakan )
Dia menyadari, inilah konsekuensi yang harus diterima akibat kebijakan melakukan stay at home. Syofvi pun berharap, masyarakat pelanggan PLN bisa mengerti kondisi seperti ini sebagai imbas dari adanya pandemi.
“Kondisi kenaikan ini sudah kami antisipasi, prinsipnya PLN tidak pernah melakukan adjusment terhadap tarif karena itu adalah domain dari pemerintah. Kami juga tidak melakukan cross subsidi seperti info yang beredar, tidak ada manipulasi pencatatan meteran,” tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda