AS Jaga Jarak dengan 12 Perusahaan Teknologi China

Kamis, 25 November 2021 - 21:44 WIB
Amerika Serikat (AS) telah menambahkan selusin perusahaan China ke dalam daftar perdagangan terbatas, dengan alasan keamanan nasional dan masalah kebijakan luar negeri. Foto/Dok
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menambahkan selusin perusahaan China ke dalam daftar perdagangan terbatas, dengan alasan keamanan nasional dan masalah kebijakan luar negeri. Washington mengatakan, bahwa beberapa perusahaan teknologi membantu mengembangkan program komputasi kuantum militer China.

Langkah terbaru ini dilakukan ketika ketegangan antara AS dan China semakin memanas terkait status Taiwan dan masalah lainnya. Perdagangan menjadi salah satu item yang dibahas pada pertemuan puncak secara virtual antara para pemimpin kedua negara awal bulan ini.



Delapan perusahaan teknologi yang berbasis di China ditambahkan dalam list apa yang disebut " Daftar Hitam Entitas " bagi mereka yang diduga ikut berperan dalam membantu upaya komputasi kuantum militer China. 8 perusahaan itu dianggap mencoba mendapatkan beberapa item yang berasal dari AS untuk mendukung aplikasi militer tersebut".



Daftar entitas ini kerap digunakan dengan alasan keamanan nasional sejak pemerintahan Trump sebelumnya. Departemen Perdagangan AS juga mengatakan 16 individu dan entitas yang beroperasi di China dan Pakistan ditambahkan ke daftar karena keterlibatan mereka dalam "kegiatan nuklir pakistan yang dinilai membahayakan atau program rudal balistik."



Sebanyak 27 entitas baru masuk ke daftar yang berasal dari China, Jepang, Pakistan, dan Singapura. Raksasa telekomunikasi China Huawei masuk dalam daftar pada 2019 atas klaim bahwa mereka menimbulkan risiko keamanan nasional AS. Pemerintah China sebelumnya membantah bahwa mereka mengambil bagian dalam spionase industri.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More