Sediakan Dana Rp28 Triliun, Jerman Bantu RI Wujudkan Transisi Energi
Rabu, 01 Desember 2021 - 22:37 WIB
JAKARTA - Pemerintah Jerman mendukung percepatan transisi energi di Indonesia untuk mengejar komitmen Perjanjian Paris serta memenuhi target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025. Dukungan tersebut diwujudkan dengan komitmen investasi hijau sebesar USD2 miliar atau setara dengan Rp28 triliun.
"Dukungan ini untuk mengembangkan panas bumi, hydropower, minihydro dan pengembangan PLTS," ujar Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Ina Lepel dalam rangkaian acara Indonesian German Renewable Energy Day 2021–RE Day 2021 secara virtual, di Jakarta, baru-baru ini.
Tak hanya itu, dukungan juga diberikan melalui berbagai macam pelatihan keterampilan, dialog dan peningkatan kesadaran terhadap energi hijau serta mendorong proses transisi energi yang adil dan seimbang antara ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.
"Jerman secara aktif mendukung Pemerintah Indonesia dalam transisi energi. Kami secara aktif mendukung rencana Pemerintah Indonesia dalam pengembangan dan peningkatan penggunaan energi bersih dan terbarukan baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengapresiasi Pemerintah Jerman dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia. Terkait hal ini, Kementerian ESDM telah mengembangkan beberapa program, yaitu implementasi PLTS Atap, pengembangan Green Industry, implementasi program de-dieselisasi, dan pemanfaatan PLTS untuk fasilitas cold storage di usaha perikanan.
"Desentralisasi energi membuat daerah menjadi mandiri dalam menghasilkan dan mengonsumsi sumber daya sesuai dengan kebutuhan," kata dia.
Dadan mengatakan bahwa Indonesia memiliki sumber energi hijau berlimpah seperti surya, angin, biomassa, air dan lainnya. Berbagai sumber energi baru terbarukan tersebut optimistis mampu menunjang desentralisasi energi kelistrikan di Indonesia. "Pemerintah telah berkomitmen sekitar USD6,78 miliar atau hampir Rp96,5 triliun untuk mendorong terwujudnya berbagai macam EBT guna memenuhi kebutuhan listrik nasional," ungkapnya.
Mewakili Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Asisten Perekonomian dan Keuangan Pemprov DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam upaya mewujudkan transisisi energi hijau. Adapun Pemprov DKI Jakarta telah berkomitmen untuk mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 30 persen di tahun 2030. "Kami bahkan berambisi untuk mengurangi emisi GRK hingga 50 persen pada 2030," katanya.
"Dukungan ini untuk mengembangkan panas bumi, hydropower, minihydro dan pengembangan PLTS," ujar Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Ina Lepel dalam rangkaian acara Indonesian German Renewable Energy Day 2021–RE Day 2021 secara virtual, di Jakarta, baru-baru ini.
Tak hanya itu, dukungan juga diberikan melalui berbagai macam pelatihan keterampilan, dialog dan peningkatan kesadaran terhadap energi hijau serta mendorong proses transisi energi yang adil dan seimbang antara ekonomi, lingkungan, dan masyarakat.
"Jerman secara aktif mendukung Pemerintah Indonesia dalam transisi energi. Kami secara aktif mendukung rencana Pemerintah Indonesia dalam pengembangan dan peningkatan penggunaan energi bersih dan terbarukan baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengapresiasi Pemerintah Jerman dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia. Terkait hal ini, Kementerian ESDM telah mengembangkan beberapa program, yaitu implementasi PLTS Atap, pengembangan Green Industry, implementasi program de-dieselisasi, dan pemanfaatan PLTS untuk fasilitas cold storage di usaha perikanan.
"Desentralisasi energi membuat daerah menjadi mandiri dalam menghasilkan dan mengonsumsi sumber daya sesuai dengan kebutuhan," kata dia.
Dadan mengatakan bahwa Indonesia memiliki sumber energi hijau berlimpah seperti surya, angin, biomassa, air dan lainnya. Berbagai sumber energi baru terbarukan tersebut optimistis mampu menunjang desentralisasi energi kelistrikan di Indonesia. "Pemerintah telah berkomitmen sekitar USD6,78 miliar atau hampir Rp96,5 triliun untuk mendorong terwujudnya berbagai macam EBT guna memenuhi kebutuhan listrik nasional," ungkapnya.
Baca Juga
Mewakili Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Asisten Perekonomian dan Keuangan Pemprov DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam upaya mewujudkan transisisi energi hijau. Adapun Pemprov DKI Jakarta telah berkomitmen untuk mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 30 persen di tahun 2030. "Kami bahkan berambisi untuk mengurangi emisi GRK hingga 50 persen pada 2030," katanya.
(nng)
tulis komentar anda