Demi Pemulihan Ekonomi Pascapandemi, Pembangunan Trans Sumatera Terus Berlanjut
Minggu, 07 Juni 2020 - 07:30 WIB
Manfaat seperti itu dirasakan oleh Wiryanto petani asal Kotabumi Lampung. Keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera yang telah menghubungkan Provinsi Lampung dengan Sumatera Selatan. hasil kebunnya yang berupa buah dan sayuran sudah bisa dijual ke Palembang, bahkan hingga ke Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta.
Sebelumnya, hasil bumi dari lahannya seperti lada, pisang, jengkol dan sayur-sayuran cuman bisa dipasarkan hingga Bakauheni saja. Maklum saja jika teralu jauh dipasarkan bisa busuk sebelum sampai tujuan.
Wiryanto bercerita sejak adanya Trans Sumatera hasil pertanian dari Lampung bisa dikirim dengan cepat ke Palembang dan juga Jakarta. Sebagai gambaran perjalanan dari Bakauheni-Palembang yang sebelumnya ditempuh dalam waktu 12 jam, bahkan lebih. Setelah Tol Bakauheni-Palembang beroperasi jarak tempuh antara dua kota tersebut bisa dijangkau hanya dalam tempo 4 jam saja.
Namun diakuinya sejak wabah Covid 19 merebak, penjualan hasil buminya ikut terganggu. Ia memang sangat berharap pandemic ini segera berlalu dan pengiriman hasil buminya bisa lancar Kembali.
Manfaat yang sama juga dirasakan oleh Waluyo peternak ayam dari Kotabumi Lampung. Permintaan ayam ke Jakarta dan Palembang juga makin bertambah setelah adanya Trans Sumatera. Jumlah ayam yang mati dalam pengiriman kini juga makin sedikit, karena waktu perjalanan yang makin singkat.
Meski di tengah pandemi pembangunan jalan Tol Trans Sumatera memang terus berlanjut. Seperti yang disampaikan oleh menteri PUPR dari empat ruas jalan tol baru yang akan dioperasikan pada Bulan Juni ini, dua diantaranya, merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera.
Trans Sumatera mulai dibangun oleh PT Hutama karya (Persero) pada 2015. Diperkirakaan jalan tol yang menghubungkan Provinsi Aceh dengan Lampung sepanjang 2.704 Km I bisa beropersi penuh pada tahun 2024. Total biaya yang dibutuhkan untuk membangunnya mencapai Rp 476 triliun.
BUMN ini mendapat perintah dari pemerintah untuk membangun Trans Sumatera melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015. Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Muhammad mengatakan, adanya wabah Covid-19, tidak mempengaruhi pihaknya untuk terus menyelesaikan pembangunan Trans Sumatera. Tahun ini Hutama Karya memastikan bahwa lima Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Trans Sumatra tetap akan dilakukan.
Lima PPJT yang ditargetkan bisa dilakukan di tahun 2020 ini yaitu ruas Dumai-Rantau Prapat dengan panjang 176,1 kilometer. Ruas Rantau Prapat-Kisaran sepanjang 110,02 Km. Ruas Betung-Tampino-Jambi, sejauh 168 Km. Ruas Jambi-Rengat sepanjang 198,74 kilometer, dan ruas Rengat-Pekanbaru dengan panjang 103 kilometer.
Dampak Negatif
Sebelumnya, hasil bumi dari lahannya seperti lada, pisang, jengkol dan sayur-sayuran cuman bisa dipasarkan hingga Bakauheni saja. Maklum saja jika teralu jauh dipasarkan bisa busuk sebelum sampai tujuan.
Wiryanto bercerita sejak adanya Trans Sumatera hasil pertanian dari Lampung bisa dikirim dengan cepat ke Palembang dan juga Jakarta. Sebagai gambaran perjalanan dari Bakauheni-Palembang yang sebelumnya ditempuh dalam waktu 12 jam, bahkan lebih. Setelah Tol Bakauheni-Palembang beroperasi jarak tempuh antara dua kota tersebut bisa dijangkau hanya dalam tempo 4 jam saja.
Namun diakuinya sejak wabah Covid 19 merebak, penjualan hasil buminya ikut terganggu. Ia memang sangat berharap pandemic ini segera berlalu dan pengiriman hasil buminya bisa lancar Kembali.
Manfaat yang sama juga dirasakan oleh Waluyo peternak ayam dari Kotabumi Lampung. Permintaan ayam ke Jakarta dan Palembang juga makin bertambah setelah adanya Trans Sumatera. Jumlah ayam yang mati dalam pengiriman kini juga makin sedikit, karena waktu perjalanan yang makin singkat.
Meski di tengah pandemi pembangunan jalan Tol Trans Sumatera memang terus berlanjut. Seperti yang disampaikan oleh menteri PUPR dari empat ruas jalan tol baru yang akan dioperasikan pada Bulan Juni ini, dua diantaranya, merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera.
Trans Sumatera mulai dibangun oleh PT Hutama karya (Persero) pada 2015. Diperkirakaan jalan tol yang menghubungkan Provinsi Aceh dengan Lampung sepanjang 2.704 Km I bisa beropersi penuh pada tahun 2024. Total biaya yang dibutuhkan untuk membangunnya mencapai Rp 476 triliun.
BUMN ini mendapat perintah dari pemerintah untuk membangun Trans Sumatera melalui Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015. Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Muhammad mengatakan, adanya wabah Covid-19, tidak mempengaruhi pihaknya untuk terus menyelesaikan pembangunan Trans Sumatera. Tahun ini Hutama Karya memastikan bahwa lima Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Trans Sumatra tetap akan dilakukan.
Lima PPJT yang ditargetkan bisa dilakukan di tahun 2020 ini yaitu ruas Dumai-Rantau Prapat dengan panjang 176,1 kilometer. Ruas Rantau Prapat-Kisaran sepanjang 110,02 Km. Ruas Betung-Tampino-Jambi, sejauh 168 Km. Ruas Jambi-Rengat sepanjang 198,74 kilometer, dan ruas Rengat-Pekanbaru dengan panjang 103 kilometer.
Dampak Negatif
tulis komentar anda