CEO Asal India Kuasai Silicon Valley, Kok Bisa?
Jum'at, 10 Desember 2021 - 09:47 WIB
CEO Silicon Valley kelahiran India juga merupakan bagian dari kelompok minoritas sebesar empat juta orang yang termasuk di antaranya orang terkaya dan paling berpendidikan di AS.
Sekitar satu juta dari mereka merupakan ilmuwan dan insinyur. Lebih dari 70% visa H-1B - izin kerja untuk orang asing - yang dikeluarkan oleh AS ditujukan kepada insinyur perangkat lunak asal India. Lalu 40% dari semua insinyur kelahiran asing di kota-kota seperti Seattle berasal dari India.
"Ini adalah hasil dari perubahan drastis dalam kebijakan imigrasi AS pada 1960-an," tulis penulis The Other One Percent: Indians in America.
Setelah gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat yang ditujukan untuk melarang diskriminasi rasial. Kuota asal negara digantikan oleh preferensi yang diberikan kepada orang-orang keterunan dengan bekal keterampilan.
Segera setelah itu, orang India yang berpendidikan tinggi seperti ilmuwan, insinyur dan dokter pada awalnya, dan kemudian sebagian besar programmer perangkat lunak mulai tiba di AS.
Kelompok imigran India ini tidak "menyerupai kelompok imigran lain dari negara lain", kata para penulis. Mereka "dipilih secara triply" - tidak hanya orang India dengan kasta atas yang mampu pergi ke perguruan tinggi terkenal. Tetapi ada juga sebagian kecil yang dapat membiayai pendidikan master mereka di AS, yang dimiliki banyak CEO Silicon Valley.
Dan akhirnya, sistem visa semakin mempersempitnya menjadi mereka yang memiliki keterampilan khusus. Seringkali dalam sains, teknologi, teknik dan matematika atau STEM sebagai kategori yang disukai untuk memenuhi "kebutuhan pasar tenaga kerja kelas atas" AS.
CEO kelahiran India disebut telah merintis karir mereka hingga posisi atas. Diyakini itu sebabnya mereka punya rasa kerendahan hati yang membedakan mereka dari banyak pendiri-CEO yang telah dituduh sombong dalam visi dan manajemen mereka.
"Masyarakat India yang beragam, dengan begitu banyak kebiasaan dan bahasa, memberi mereka (manajer kelahiran India) kemampuan untuk menavigasi situasi yang kompleks, terutama ketika ada di organisasi," kata pengusaha miliarder India-Amerika dan kapitalis ventura Vinod Khosla, yang ikut mendirikan Sun Microsystems.
"Ini ditambah etika 'kerja keras' yang membuat mereka baik-baik saja di dunia kerja AS," tambahnya.
Sekitar satu juta dari mereka merupakan ilmuwan dan insinyur. Lebih dari 70% visa H-1B - izin kerja untuk orang asing - yang dikeluarkan oleh AS ditujukan kepada insinyur perangkat lunak asal India. Lalu 40% dari semua insinyur kelahiran asing di kota-kota seperti Seattle berasal dari India.
"Ini adalah hasil dari perubahan drastis dalam kebijakan imigrasi AS pada 1960-an," tulis penulis The Other One Percent: Indians in America.
Setelah gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat yang ditujukan untuk melarang diskriminasi rasial. Kuota asal negara digantikan oleh preferensi yang diberikan kepada orang-orang keterunan dengan bekal keterampilan.
Segera setelah itu, orang India yang berpendidikan tinggi seperti ilmuwan, insinyur dan dokter pada awalnya, dan kemudian sebagian besar programmer perangkat lunak mulai tiba di AS.
Kelompok imigran India ini tidak "menyerupai kelompok imigran lain dari negara lain", kata para penulis. Mereka "dipilih secara triply" - tidak hanya orang India dengan kasta atas yang mampu pergi ke perguruan tinggi terkenal. Tetapi ada juga sebagian kecil yang dapat membiayai pendidikan master mereka di AS, yang dimiliki banyak CEO Silicon Valley.
Dan akhirnya, sistem visa semakin mempersempitnya menjadi mereka yang memiliki keterampilan khusus. Seringkali dalam sains, teknologi, teknik dan matematika atau STEM sebagai kategori yang disukai untuk memenuhi "kebutuhan pasar tenaga kerja kelas atas" AS.
CEO kelahiran India disebut telah merintis karir mereka hingga posisi atas. Diyakini itu sebabnya mereka punya rasa kerendahan hati yang membedakan mereka dari banyak pendiri-CEO yang telah dituduh sombong dalam visi dan manajemen mereka.
"Masyarakat India yang beragam, dengan begitu banyak kebiasaan dan bahasa, memberi mereka (manajer kelahiran India) kemampuan untuk menavigasi situasi yang kompleks, terutama ketika ada di organisasi," kata pengusaha miliarder India-Amerika dan kapitalis ventura Vinod Khosla, yang ikut mendirikan Sun Microsystems.
"Ini ditambah etika 'kerja keras' yang membuat mereka baik-baik saja di dunia kerja AS," tambahnya.
tulis komentar anda