Sawit Minyak Nabati Berkelanjutan Terbesar di Dunia
Jum'at, 10 Desember 2021 - 15:05 WIB
JAKARTA - Minyak sawit dan produk turunannya telah menjadi minyak nabati berkelanjutan yang diakui secara universal. Keberhasilan ini, merupakan prestasi besar bagi bangsa Indonesia, mengingat minyak sawit berkelanjutan paling banyak diproduksi dari Indonesia.
Dibandingkan minyak nabati lainnya, keberadaan minyak sawit berkelanjutan merupakan satu-satunya minyak nabati yang berhasil menerapkan prinsip dan kriteria berkelanjutan yang diakui secara universal.
Minyak sawit menjadi satu-satunya minyak nabati berkelanjutan, maka keberadaan minyak sawit kian populer dan diminati konsumen global. Wajar bila kemudian, permintaan pasar global terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu terungkap dalam webinar bertema ‘Minyak Sawit sebagai Minyak Nabati Berkelanjutan Terbesar di Dunia’, Jumat (10/12/2021).
(Baca juga:Ramalan 2022: Produksi Minyak Sawit Indonesia dan Malaysia Bakal Meningkat)
Direktur Sustainability & Stakeholder Relations, Asian Agri, Bernard Riedo mengatakan Asian Agri telah menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sustainable lantaran memperoleh sertifikasi minyak sawit berkelanjutan terbesar di dunia baik untuk RSPO, ISPO dan ISCC.
“Saat ini produksi minyak sawit Asian Agri telah mencapai 1,1 juta ton/tahun dan telah menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mitra petani sawitnya memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO,” ujar Bernard.
Selanjutnya, ia menambahkan kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit Asian Agri (kebun inti) seluas 100.000 ha, serta telah bermitra dengan petani sawit dengan model skim plasma seluas 60.000 ha, dan model kemitraan dengan petani swadaya mencapai 42.000 ha. “Perkebunan kelapa sawit yang kami kelola tersebar di tiga wilayah yaitu Sumatera Utara, Riau dan Jambi,” tambah Bernard.
(Baca juga:Kampanye Negatif Minyak Sawit Makin Masif, Harus Jadi Perhatian Serius!)
Tak hanya memenuhi aspek praktik sawit berkelanjutan dalam proses budidaya di perkebunan kelapa sawitnya, Asian Agri juga memiliki tingkat produksi kelapa sawit yang cukup tinggi dibanding produktifitas rata-rata perkebunan kelapa sawit global. Produktifitas rata-rata kebun sawit Asian Agri mencapai 5,38 ton/ha/tahun.
Dibandingkan minyak nabati lainnya, keberadaan minyak sawit berkelanjutan merupakan satu-satunya minyak nabati yang berhasil menerapkan prinsip dan kriteria berkelanjutan yang diakui secara universal.
Minyak sawit menjadi satu-satunya minyak nabati berkelanjutan, maka keberadaan minyak sawit kian populer dan diminati konsumen global. Wajar bila kemudian, permintaan pasar global terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu terungkap dalam webinar bertema ‘Minyak Sawit sebagai Minyak Nabati Berkelanjutan Terbesar di Dunia’, Jumat (10/12/2021).
(Baca juga:Ramalan 2022: Produksi Minyak Sawit Indonesia dan Malaysia Bakal Meningkat)
Direktur Sustainability & Stakeholder Relations, Asian Agri, Bernard Riedo mengatakan Asian Agri telah menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sustainable lantaran memperoleh sertifikasi minyak sawit berkelanjutan terbesar di dunia baik untuk RSPO, ISPO dan ISCC.
“Saat ini produksi minyak sawit Asian Agri telah mencapai 1,1 juta ton/tahun dan telah menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mitra petani sawitnya memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO,” ujar Bernard.
Selanjutnya, ia menambahkan kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit Asian Agri (kebun inti) seluas 100.000 ha, serta telah bermitra dengan petani sawit dengan model skim plasma seluas 60.000 ha, dan model kemitraan dengan petani swadaya mencapai 42.000 ha. “Perkebunan kelapa sawit yang kami kelola tersebar di tiga wilayah yaitu Sumatera Utara, Riau dan Jambi,” tambah Bernard.
(Baca juga:Kampanye Negatif Minyak Sawit Makin Masif, Harus Jadi Perhatian Serius!)
Tak hanya memenuhi aspek praktik sawit berkelanjutan dalam proses budidaya di perkebunan kelapa sawitnya, Asian Agri juga memiliki tingkat produksi kelapa sawit yang cukup tinggi dibanding produktifitas rata-rata perkebunan kelapa sawit global. Produktifitas rata-rata kebun sawit Asian Agri mencapai 5,38 ton/ha/tahun.
tulis komentar anda