Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Global Minus 5,2%, Terendah Sejak Perang Dunia II
Selasa, 09 Juni 2020 - 11:58 WIB
JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan ekonomi global minus 5,2% pada tahun ini akibat pandemi Covid-19. Ini merepukan resesi ekonomi terdalam sejak Perang Dunia II.
Proyeksi ekonomi global tersebut jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya di bulan Januari 2020, yang menyatakan ekonomi global tumbuh 2,5%.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan resesi ekonomi global ini tetap terjadi meskipun sejumlah negara telah membuka kembali aktivitas perekonomian.
"Perkiraan dasar kami resesi global ini terdalam sejak Perang Dunia II. Laporan ini juga mencakup analisis mendalam tentang prospek negara berkembang, yang banyak di antaranya saat ini berjuang untuk dua sektor, wabah pandemi sekaligus resesi ekonomi," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
David Malpass mengatakan pandemi Covid-19 telah menekan konsumsi dan investasi di hampir seluruh negara. Bahkan pandemi telah menekan sektor keuangan, komoditas, perdagangan global, rantai pasokan, perjalanan, dan pariwisata. Baca Juga: Menkeu Optimis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Bisa Capai 3%
Lanjut dia, resesi akibat pandemi ini akan meninggalkan bekas luka yang lama, yang berpengaruh pada rendahnya investasi, erosi modal manusia akibat hilangnya lapangan pekerjaan, dan fragmentasi hubungan perdagangan dan pasokan global.
Lanjut dia, pertumbuhan ekonomi di negara maju diperkirakan kontraksi, demikian juga dengan ekonomi di kawasan Asia Timur. Untuk Asia Tenggara, ekonomi Malaysia negatif 3,1%, Filipina dan Thailand masing-masing tumbuh negatif 1,9% dan 5% di tahun ini.
Sementara itu, aktivtias Indonesia diperkirakan konstan tumbuh 0% pada 2020. Sedangkan, Vietnam diprediksi melambat menjadi 2,8%. Meski tidak kontraksi, tingkat pertumbuhan kedua negara 5,1% dan 3,7% lebih rendah dari perkiraan Bank Dunia pada Januari.
Proyeksi ekonomi global tersebut jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya di bulan Januari 2020, yang menyatakan ekonomi global tumbuh 2,5%.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan resesi ekonomi global ini tetap terjadi meskipun sejumlah negara telah membuka kembali aktivitas perekonomian.
"Perkiraan dasar kami resesi global ini terdalam sejak Perang Dunia II. Laporan ini juga mencakup analisis mendalam tentang prospek negara berkembang, yang banyak di antaranya saat ini berjuang untuk dua sektor, wabah pandemi sekaligus resesi ekonomi," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
David Malpass mengatakan pandemi Covid-19 telah menekan konsumsi dan investasi di hampir seluruh negara. Bahkan pandemi telah menekan sektor keuangan, komoditas, perdagangan global, rantai pasokan, perjalanan, dan pariwisata. Baca Juga: Menkeu Optimis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Bisa Capai 3%
Lanjut dia, resesi akibat pandemi ini akan meninggalkan bekas luka yang lama, yang berpengaruh pada rendahnya investasi, erosi modal manusia akibat hilangnya lapangan pekerjaan, dan fragmentasi hubungan perdagangan dan pasokan global.
Lanjut dia, pertumbuhan ekonomi di negara maju diperkirakan kontraksi, demikian juga dengan ekonomi di kawasan Asia Timur. Untuk Asia Tenggara, ekonomi Malaysia negatif 3,1%, Filipina dan Thailand masing-masing tumbuh negatif 1,9% dan 5% di tahun ini.
Sementara itu, aktivtias Indonesia diperkirakan konstan tumbuh 0% pada 2020. Sedangkan, Vietnam diprediksi melambat menjadi 2,8%. Meski tidak kontraksi, tingkat pertumbuhan kedua negara 5,1% dan 3,7% lebih rendah dari perkiraan Bank Dunia pada Januari.
(bon)
tulis komentar anda