Sambut 2022 Sebagai Tahun Pemulihan Ekonomi, Inovasi dan Optimisme Jadi Kunci
Kamis, 30 Desember 2021 - 13:07 WIB
JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 dapat mencapai 5,2%. Target ini sejalan dengan proyeksi dari sejumlah lembaga internasional seperti IMF (5,9%), OECD (5,2%), dan World Bank (5,2%).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, proyeksi itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi kesehatan stabil dan nilai ekspor naiknya besar karena harga komoditas juga sedang tinggi.
“Tapi momentum ini harus dilihat dalam 6 bulan pertama dulu untuk bisa memutuskan kebijakan selanjutnya,” kata Airlangga dalam keterangannya, dikutip Kamis (30/12/2021).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di tahun depan tetap akan bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi yang didukung kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, menjalankan vaksinasi, dan membatasi kerumunan, kemudian respon kebijakan ekonomi yang tepat dari sisi fiskal dan moneter serta penciptaan lapangan kerja dan kesiapan bertransformasi.
“Kalau dari APBN capaiannya maksimal, kemudian dari segi investasi sudah memenuhi target, juga dari konsumen dan sektor industri yang pulih, maka inilah empat engine yang membuat ekonomi kita bergerak,” tuturnya.
Dia menambahkan, dngine yang juga penting adalah digitalisasi, yang di 2020 valuasinya mencapai USD40 miliar, di 2021 loncat ke USD70 miliar, dan di 2025 akan naik lagi ke USD130 miliar.
“Transformasi digital harus didorong karena ini dijalankan oleh anak-anak muda kita yang menjadi backbone perekonomian ke depan,” tandasnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, proyeksi itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi kesehatan stabil dan nilai ekspor naiknya besar karena harga komoditas juga sedang tinggi.
“Tapi momentum ini harus dilihat dalam 6 bulan pertama dulu untuk bisa memutuskan kebijakan selanjutnya,” kata Airlangga dalam keterangannya, dikutip Kamis (30/12/2021).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di tahun depan tetap akan bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi yang didukung kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, menjalankan vaksinasi, dan membatasi kerumunan, kemudian respon kebijakan ekonomi yang tepat dari sisi fiskal dan moneter serta penciptaan lapangan kerja dan kesiapan bertransformasi.
“Kalau dari APBN capaiannya maksimal, kemudian dari segi investasi sudah memenuhi target, juga dari konsumen dan sektor industri yang pulih, maka inilah empat engine yang membuat ekonomi kita bergerak,” tuturnya.
Dia menambahkan, dngine yang juga penting adalah digitalisasi, yang di 2020 valuasinya mencapai USD40 miliar, di 2021 loncat ke USD70 miliar, dan di 2025 akan naik lagi ke USD130 miliar.
“Transformasi digital harus didorong karena ini dijalankan oleh anak-anak muda kita yang menjadi backbone perekonomian ke depan,” tandasnya.
tulis komentar anda