Orang Terkaya Kelima di Indonesia Borong 5,4 Juta Lembar Saham BRPT
Kamis, 06 Januari 2022 - 11:02 WIB
JAKARTA - Pengusaha Prajogo Pangestu memborong saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) senilai Rp4,69 miliar untuk menyerok 5,4 juta lembar saham. Berdasarkan laporan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (6/1/2022) transaksi bos besar Barito Pacific itu terjadi pada harga pelaksanaan Rp870 per saham.
Taipan perkayuan sebelum badai krisis ekonomi 1997 itu, Prajogo Pangestu sebagai komisaris Barito Pacific melakukan transaksi beli pada 29 dan 30 Desember 2021. Sebagai pengendali Barito Pacific, aksi Prajogo Pangestu itu diklaim untuk investasi .
Menyusul penuntasan transaksi itu, koleksi saham Prajogo Pangestu bertambah 0,006 persen, kini Ia menggenggam saham Barito Pacific 66,42 miliar lembar atau 70,85 persen. Jauh bertambah dari sebelumnya dengan tabulasi 66,41 juta lembar atau 70,85 persen.
”Tujuan transaksi Prajogo Pangestu untuk menambah investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tutur Direktur & Corporate Secretary Barito Pacific, Diana Arsiyanti di Jakarta, Rabu (5/1).
Sebagai informasi, pada tahun 2021 lalu tercatat Prajogo Pangestu berada pada posisi kelima orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai sebesar USD6,1 miliar. Ia mengawali bisnis pada akhir 1970-an melalui Djajanti Tember Group, dan membentuk Barito Pacific.
Menurut laporan, Prajogo pernah mendapatkan konsesi hutan sebanyak 6 juta hektar lebih. Operasi pemotongan kayunya sekarang jauh lebih kecil dari sebelumnya, tetapi kekayaannya masih tertimbun di Tri Polyta Indonesia Tbk, produsen 'polypropylene' terbesar di Indonesia. Kongsi dengan Kartini Muljadi. Perusahaannya Barito Pacific Timber go public pada tahun 1993 dan mengubah namanya menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negara itu. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021. Mereka akan mulai mengembangkan situs petrokimia kedua pada tahun 2022.
Taipan perkayuan sebelum badai krisis ekonomi 1997 itu, Prajogo Pangestu sebagai komisaris Barito Pacific melakukan transaksi beli pada 29 dan 30 Desember 2021. Sebagai pengendali Barito Pacific, aksi Prajogo Pangestu itu diklaim untuk investasi .
Baca Juga
Menyusul penuntasan transaksi itu, koleksi saham Prajogo Pangestu bertambah 0,006 persen, kini Ia menggenggam saham Barito Pacific 66,42 miliar lembar atau 70,85 persen. Jauh bertambah dari sebelumnya dengan tabulasi 66,41 juta lembar atau 70,85 persen.
”Tujuan transaksi Prajogo Pangestu untuk menambah investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tutur Direktur & Corporate Secretary Barito Pacific, Diana Arsiyanti di Jakarta, Rabu (5/1).
Sebagai informasi, pada tahun 2021 lalu tercatat Prajogo Pangestu berada pada posisi kelima orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai sebesar USD6,1 miliar. Ia mengawali bisnis pada akhir 1970-an melalui Djajanti Tember Group, dan membentuk Barito Pacific.
Menurut laporan, Prajogo pernah mendapatkan konsesi hutan sebanyak 6 juta hektar lebih. Operasi pemotongan kayunya sekarang jauh lebih kecil dari sebelumnya, tetapi kekayaannya masih tertimbun di Tri Polyta Indonesia Tbk, produsen 'polypropylene' terbesar di Indonesia. Kongsi dengan Kartini Muljadi. Perusahaannya Barito Pacific Timber go public pada tahun 1993 dan mengubah namanya menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011 Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di negara itu. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021. Mereka akan mulai mengembangkan situs petrokimia kedua pada tahun 2022.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda