Gawat, Stok Bahan Makanan di Pasar Grosir Amerika Menipis Saat Biaya Logistik Mahal
Minggu, 16 Januari 2022 - 13:58 WIB
CALIFORNIA - Tingginya permintaan bahan makanan di tengah melonjaknya biaya pengiriman, serta ditambah kekurangan tenaga kerja terkait Omicronmembuat rak supermarket kosong pada peritel besar di seluruh Amerika Serikat. Kondisi ini dirasakanperusahaan makanan olahan dan produk segar.
Kemudian, petani semakin terpukul di Pantai Barat yang mengharuskan perusahaan membayar biaya logistik hampir tiga kali lipat tarif truk pra-pandemi untuk mengirimkan sejumlah komoditas mulai dari sayuran hingga buah-buahan.
“Adanya omicron, membuat gangguan transportasi dalam tiga minggu terakhir, telah menyebabkan dua kali lipat biaya pengiriman untuk produsen buah dan sayuran, di atas harga pandemi yang sudah meningkat,” kata salah satu CEK penyuplai komoditas bahan sayuran ShayMyers dikutip dari Reuteurs, Minggu (16/1/2022).
Lebih lanjut Ia mengaku telah menunda pengiriman bawang ke distributor ritel sampai biaya pengiriman turun.
"Kami biasanya akan mengirimkan, dari Pantai Timur ke Pantai Barat - kami biasa melakukannya dengan harga sekitar USD7.000 setara dengan Rp99,5 juta (Kurs Rp14.214 per USD), dan hari ini berkisar antara USD18.000 (senilai Rp255 juta) dan USD22.000 (Rp312 juta),” ungkapnya.
Dikutip dari Reuters, CEO Albertsons (ACI.N) Vivek Sankaran mengatakan, pada awal pekan ini, rantai supermarket menghadapi lebih banyak tantangan rantai pasokan selama empat bahkan hingga enam minggu ke depan.
Dampaknya, sejumlah pembeli banyak mengeluhkan di media sosial terkait sejumlah bahan pangan mulai dari makanan (pasta), alat kesehatan dan kebersihan yang kosong hingga lorong daging di beberapa toko Walmart habis.
Kemudian, petani semakin terpukul di Pantai Barat yang mengharuskan perusahaan membayar biaya logistik hampir tiga kali lipat tarif truk pra-pandemi untuk mengirimkan sejumlah komoditas mulai dari sayuran hingga buah-buahan.
“Adanya omicron, membuat gangguan transportasi dalam tiga minggu terakhir, telah menyebabkan dua kali lipat biaya pengiriman untuk produsen buah dan sayuran, di atas harga pandemi yang sudah meningkat,” kata salah satu CEK penyuplai komoditas bahan sayuran ShayMyers dikutip dari Reuteurs, Minggu (16/1/2022).
Lebih lanjut Ia mengaku telah menunda pengiriman bawang ke distributor ritel sampai biaya pengiriman turun.
"Kami biasanya akan mengirimkan, dari Pantai Timur ke Pantai Barat - kami biasa melakukannya dengan harga sekitar USD7.000 setara dengan Rp99,5 juta (Kurs Rp14.214 per USD), dan hari ini berkisar antara USD18.000 (senilai Rp255 juta) dan USD22.000 (Rp312 juta),” ungkapnya.
Dikutip dari Reuters, CEO Albertsons (ACI.N) Vivek Sankaran mengatakan, pada awal pekan ini, rantai supermarket menghadapi lebih banyak tantangan rantai pasokan selama empat bahkan hingga enam minggu ke depan.
Dampaknya, sejumlah pembeli banyak mengeluhkan di media sosial terkait sejumlah bahan pangan mulai dari makanan (pasta), alat kesehatan dan kebersihan yang kosong hingga lorong daging di beberapa toko Walmart habis.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda