Ekspor Tembus Rp503 Triliun, Pengusaha Sawit Kebanjiran Cuan di 2021
Jum'at, 28 Januari 2022 - 14:34 WIB
JAKARTA - Tingginya harga crude palm oil (CPO) turut mendorong nilai ekspor produk minyak sawit Indonesia sepanjang tahun 2021. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat meskipun kenaikan volume ekspor 2021 dibandingkan tahun 2020 hanya 0,6%, nilai ekspor 2021 mencapai USD35 miliar atau sekitar Rp503 triliun.
Nilai ekspor sawit tahun 2021 ini 52% lebih tinggi dari nilai ekspor tahun 2020 yang sebesar USD22,9 miliar (data BPS nilai ekspor lemak dan minyak nabati Kode HS 15 mencapai USD32,8 miliar).
"Kenaikan nilai ekspor yang tinggi didukung oleh harga rata-rata 2021 yang mencapai USD1.194 per ton atau 67% lebih tinggi dibanding harga rata-rata 2020 sebesar USD715," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, Jumat (28/1/2022).
Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia tahun 2021 yang mencakup minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), olahan CPO, palm kernel oil (PKO), oleokimia (termasuk dengan kode HS 2905, 2915, 3401 dan 3823) dan biodiesel (kode HS 3826) mencapai 34,2 juta ton.
Sementara produksi CPO di tahun 2021 mencapai 46,88 juta ton atau 0,31% lebih rendah dari pencapaian tahun 2020 sebesar 47,03 juta ton. "Faktor keterbatasan pemupukan di tahun 2019 dan 2020 serta faktor cuaca diduga menjadi penyebab penurunan produksi di Indonesia," jelas Mukti.
Adapun konsumsi minyak sawit dalam negeri 2021 mencapai 18,42 juta ton atau 6% lebih tinggi dari konsumsi tahun 2020 sebesar 17,35 juta ton. Konsumsi untuk pangan naik 6%, oleokimia naik 25%, dan biodiesel naik 2% dari tahun 2020.
"Konsistensi pemerintah Indonesia dengan penerapan program mandatori biodieselnya, ikut mengurangi pasokan dan mempengaruhi pasar ekspor minyak nabati dunia," kata Mukti.
Nilai ekspor sawit tahun 2021 ini 52% lebih tinggi dari nilai ekspor tahun 2020 yang sebesar USD22,9 miliar (data BPS nilai ekspor lemak dan minyak nabati Kode HS 15 mencapai USD32,8 miliar).
"Kenaikan nilai ekspor yang tinggi didukung oleh harga rata-rata 2021 yang mencapai USD1.194 per ton atau 67% lebih tinggi dibanding harga rata-rata 2020 sebesar USD715," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, Jumat (28/1/2022).
Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia tahun 2021 yang mencakup minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), olahan CPO, palm kernel oil (PKO), oleokimia (termasuk dengan kode HS 2905, 2915, 3401 dan 3823) dan biodiesel (kode HS 3826) mencapai 34,2 juta ton.
Sementara produksi CPO di tahun 2021 mencapai 46,88 juta ton atau 0,31% lebih rendah dari pencapaian tahun 2020 sebesar 47,03 juta ton. "Faktor keterbatasan pemupukan di tahun 2019 dan 2020 serta faktor cuaca diduga menjadi penyebab penurunan produksi di Indonesia," jelas Mukti.
Adapun konsumsi minyak sawit dalam negeri 2021 mencapai 18,42 juta ton atau 6% lebih tinggi dari konsumsi tahun 2020 sebesar 17,35 juta ton. Konsumsi untuk pangan naik 6%, oleokimia naik 25%, dan biodiesel naik 2% dari tahun 2020.
Baca Juga
"Konsistensi pemerintah Indonesia dengan penerapan program mandatori biodieselnya, ikut mengurangi pasokan dan mempengaruhi pasar ekspor minyak nabati dunia," kata Mukti.
(nng)
tulis komentar anda