Ribuan Petani Sempat Patah Semangat, Ini Perjuangan Kopi Bangkit Asal Desa Sumber Agung
Jum'at, 28 Januari 2022 - 14:56 WIB
Dari program DMPA, para petani dibina untuk mengelola lahan yang ditanam bibit kopi. Lalu, dari 500 hektare lahan yang terbakar, ada sekitar 50 hektare yang dirawat masyarakat untuk kembali ditanam dengan model tumpang sari, sehingga tidak fokus bibit kopi saja.
“Kami tidak susah untuk menemukan potensi komoditi utama, sehingga program ini tinggal dikembangkan dan develop ekonomi. Yang juga sejalan dengan APP Sinar Mas, terkait penanganan karhutla, ekologi dan lainnya,” ujar Social Impact & Community Development PT Daya Tani Kalbar, Dito Cahya Renaldi.
Dari program DMPA yang sudah beberapa tahun berjalan, perekonomian masyarakat di Desa Sumber Agung sangat terbantu. Terutama pengembangan dari komoditi yang belum tergarap dengan baik, kini sudah lebih dikembangkan.
“Kita mengelola pengembangan kopi, madu kelulut dan mendukung DMPA Mart, yang menjadi Bumdes di Desa Sumber Agung,” ucapnya.
Dari Bumdes tersebut, bubuk kopi khas Sumber Agung dibantu pendistribusiannya ke pasar lokal di Kalbar, hingga tembus ke Jakarta dan Jawa Tengah. Dalam sebulan, mereka bisa memasarkan sekitar 100 kg kopi per bulannya dan madu kelulut hingga 50-100 kg per bulan.
“Kami tidak susah untuk menemukan potensi komoditi utama, sehingga program ini tinggal dikembangkan dan develop ekonomi. Yang juga sejalan dengan APP Sinar Mas, terkait penanganan karhutla, ekologi dan lainnya,” ujar Social Impact & Community Development PT Daya Tani Kalbar, Dito Cahya Renaldi.
Dari program DMPA yang sudah beberapa tahun berjalan, perekonomian masyarakat di Desa Sumber Agung sangat terbantu. Terutama pengembangan dari komoditi yang belum tergarap dengan baik, kini sudah lebih dikembangkan.
“Kita mengelola pengembangan kopi, madu kelulut dan mendukung DMPA Mart, yang menjadi Bumdes di Desa Sumber Agung,” ucapnya.
Dari Bumdes tersebut, bubuk kopi khas Sumber Agung dibantu pendistribusiannya ke pasar lokal di Kalbar, hingga tembus ke Jakarta dan Jawa Tengah. Dalam sebulan, mereka bisa memasarkan sekitar 100 kg kopi per bulannya dan madu kelulut hingga 50-100 kg per bulan.
(akr)
tulis komentar anda