Saktinya Warren Buffett, Tetap Cuan Saat Orang-orang Terkaya Dunia Merugi di Awal 2022

Senin, 31 Januari 2022 - 12:27 WIB
CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett. Foto/Reuters
JAKARTA - Orang-orang terkaya dunia terpaksa melihat kekayaan bersih mereka tergerus dalam beberapa minggu pertama tahun 2022. Namun, tidak demikian dengan begawan saham dunia, Warren Buffett .

Jatuhnya saham teknologi baru-baru ini telah memangkas kekayaan orang terkaya di dunia, CEO Tesla Elon Musk, sebesar USD54 miliar atau sekitar Rp772,2 triliun (kurs Rp14.300/USD) sepanjang tahun ini.





Demikian pula dengan pendiri Amazon Jeff Bezos yang kehilangan USD27,8 miliar (sekitar Rp397,54 triliun), pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin masing-masing kehilangan lebih dari USD12 miliar (sekitar Rp171,6 triliun) dan bos Facebook Mark Zuckerberg turun USD15,2 miliar (sekitar Rp217,36 triliun).

Mengutip CNBC, Senin (31/1/2022), dari 10 orang terkaya di dunia, hanya satu yang kekayaan bersihnya meningkat: Warren Buffett, yang justru menambah pundi-pundi uangnya sekitar USD2,4 miliar, menjadikan total kekayaannya menjadi USD111 miliar (sekitar Rp1.587,3 triliun).

Minggu ini, bos dan CEO Berkshire Hathaway tersebut melewati Zuckerberg untuk melompat kembali ke posisi 6 dalam peringkat kekayaan global, menurut Bloomberg Billionaires Index.

"Dekade demi dekade, sang peramal dari Omaha terus menunjukkan sentuhan emasnya," ujar analis Wedbush Securities Dan Ives kepada CNBC Make It. "Itulah alasan Buffett akan berada di buku sejarah selama berabad-abad – itu karena keyakinannya yang kuat dalam investasi nilai."

Buffett dikenal sebagai investor yang konsisten memilih saham yang tampak undervalued, dan diperdagangkan kurang dari yang seharusnya. Tidak seperti CEO lainnya, yang kekayaan bersihnya sebagian besar terkait dengan perusahaan teknologi mereka, Berkshire Hathaway dari Buffett memiliki portofolio yang terdiversifikasi secara luas yang memungkinkannya mengatasi aksi jual teknologi.

Buffett telah lama merekomendasikan agar investor memasukkan uang mereka ke dalam dana indeks, yang menahan setiap saham dalam indeks, membuat mereka terdiversifikasi secara otomatis. S&P 500, misalnya, mencakup perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Coca-Cola, dan Google.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More