Jokowi Pasang Target Investasi Rp1.200 Triliun di 2022, Bahlil: Ngeri-ngeri Sedap
Senin, 31 Januari 2022 - 18:11 WIB
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis target investasi yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Rp1.200 triliun tahun ini bisa tercapai meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Adapun target investasi di 2022 meningkat 30% dibandingkan tahun lalu.
"Target investasi tahun ini ngeri-ngeri sedap. Tidak mudah," kata Bahlil saat rapat dengan DPR, Senin (31/1/2022).
Menurut dia tahun ini sudah ada 47 proyek investasi yang sudah diputuskan dengan nilai mencapai Rp 156 triliun. Rinciannya, ada 12 proyek pariwisata dengan nilai investasi Rp 5,91 triliun lalu kawasan ekonomi sebanyak 14 proyek nilainya Rp 49,68 triliun, lalu industri manufaktur total proyeknya ada 15 senilai Rp 52,44 dan infrastruktur ada 6 proyek dengan nilai investasi Rp 48,8 triliun. "Sehingga totalnya 47 proyek," katanya.
Dia pun menjamin kualitas sejumlah proyek tersebut. Tidak hanya itu, investasi tahun ini juga lebih merata dan berimbang antara di pulau Jawa dengan luar Jawa. Bahkan sejumlah investor telah memilih invetasi di luar Jawa dengan sejumlah pertimbangan.
"Jadi ada dua alasan yang paling fundamental akhir-akhir ini investor memilih luar pulau Jawa. Pertama memang bahan baku untuk mereka membangun industri ada di luar pulau Jawa," kata dia.
"Target investasi tahun ini ngeri-ngeri sedap. Tidak mudah," kata Bahlil saat rapat dengan DPR, Senin (31/1/2022).
Menurut dia tahun ini sudah ada 47 proyek investasi yang sudah diputuskan dengan nilai mencapai Rp 156 triliun. Rinciannya, ada 12 proyek pariwisata dengan nilai investasi Rp 5,91 triliun lalu kawasan ekonomi sebanyak 14 proyek nilainya Rp 49,68 triliun, lalu industri manufaktur total proyeknya ada 15 senilai Rp 52,44 dan infrastruktur ada 6 proyek dengan nilai investasi Rp 48,8 triliun. "Sehingga totalnya 47 proyek," katanya.
Dia pun menjamin kualitas sejumlah proyek tersebut. Tidak hanya itu, investasi tahun ini juga lebih merata dan berimbang antara di pulau Jawa dengan luar Jawa. Bahkan sejumlah investor telah memilih invetasi di luar Jawa dengan sejumlah pertimbangan.
"Jadi ada dua alasan yang paling fundamental akhir-akhir ini investor memilih luar pulau Jawa. Pertama memang bahan baku untuk mereka membangun industri ada di luar pulau Jawa," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda