Hadapi Lonjakan Klaim, Begini Strategi Perusahaan Asuransi Menatap 2022
Senin, 21 Februari 2022 - 04:42 WIB
JAKARTA - Tahun 2021 menjadi periode yang sulit bagi industri asuransi di Tanah Air, karena harus bertahan di tengah lonjakan klaim . Untuk itu diperlukan strategi yang baik demi membangun bisnis yang berkelanjutan.
PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mengakui mereka harus menghadapi tantangan bisnis berupa lonjakan klaim dan peningkatan nilai beban pada 2021.
Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu mengatakan, pada 2021 pihaknya menghadapi cukup banyak klaim besar, termasuk di sektor reasuransi umum. Pada sektor ini catatan klaim terbesar datang dari lini reasuransi kebakaran.
“Klaim dari industri migas dengan nilai kerugian total mencapai hampir Rp1 triliun, dan klaim sesuai saham Indonesia Re adalah sebesar Rp70 miliar,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/2/2022).
Rinciannya, klaim kebakaran suatu pabrik di Indonesia cukup memberikan dampak terhadap portofolio lini bisnis reasuransi kebakaran. Selain reasuransi kebakaran, lini bisnis lainnya juga mencatatkan beberapa klaim besar adalah dari lini konstruksi.
“Dari bisnis reasuransi keuangan, terdapat satu catatan klaim dengan nilai yang cukup besar, untuk reasuransi penjaminan,” tambahnya.
Sementara itu masih pada tahun yang sama, total klaim akibat Covid-19 dari sektor reasuransi jiwa sebesar Rp623 milar. Ini sudah merupakan nilai bersih yang dibayarkan oleh Indonesia Re.
Di samping beban klaim, ada peningkatan beban pajak pada 2021. “Beban pajak timbul berawal dari proses penggabungan (merger) perusahaan dalam rangka pembentukan Perusahaan Reasuransi Nasional (PRN) pada 2015,” imbuh Benny seraya mengatakan, beban pajak itu sudah dituntaskan pada 2021.
PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mengakui mereka harus menghadapi tantangan bisnis berupa lonjakan klaim dan peningkatan nilai beban pada 2021.
Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu mengatakan, pada 2021 pihaknya menghadapi cukup banyak klaim besar, termasuk di sektor reasuransi umum. Pada sektor ini catatan klaim terbesar datang dari lini reasuransi kebakaran.
“Klaim dari industri migas dengan nilai kerugian total mencapai hampir Rp1 triliun, dan klaim sesuai saham Indonesia Re adalah sebesar Rp70 miliar,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/2/2022).
Rinciannya, klaim kebakaran suatu pabrik di Indonesia cukup memberikan dampak terhadap portofolio lini bisnis reasuransi kebakaran. Selain reasuransi kebakaran, lini bisnis lainnya juga mencatatkan beberapa klaim besar adalah dari lini konstruksi.
“Dari bisnis reasuransi keuangan, terdapat satu catatan klaim dengan nilai yang cukup besar, untuk reasuransi penjaminan,” tambahnya.
Sementara itu masih pada tahun yang sama, total klaim akibat Covid-19 dari sektor reasuransi jiwa sebesar Rp623 milar. Ini sudah merupakan nilai bersih yang dibayarkan oleh Indonesia Re.
Di samping beban klaim, ada peningkatan beban pajak pada 2021. “Beban pajak timbul berawal dari proses penggabungan (merger) perusahaan dalam rangka pembentukan Perusahaan Reasuransi Nasional (PRN) pada 2015,” imbuh Benny seraya mengatakan, beban pajak itu sudah dituntaskan pada 2021.
Lihat Juga :
tulis komentar anda