Panen Sawit di Riau, Airlangga: Indonesia Kuasai 58% Pangsa Pasar Dunia
Kamis, 24 Februari 2022 - 17:30 WIB
Menko Airlangga Hartarto saat panen sawit di Riau. Foto/Ist
RIAU - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto setiba di Riau hari ini (24/2/2022) langsung menuju Kabupaten Libo Jaya untuk menghadiri acara Penanaman Perdana Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Arilangga juga berkesempatan melakukan panen sawit di salah satu kebun milik petani.
"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan dan penyumbang devisa terbesar non-migas, dan sekaligus sebagai eksportir terbesar minyak sawit di dunia dengan menguasai lebih dari 58% pangsa pasar dunia," ujar Airlangga.
Airlangga menambahkan, industri kelapa sawit nasional juga telah menciptakan lapangan kerja kepada lebih dari 16 juta tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah memprioritaskan untuk menjamin terwujudnya keberlanjutan industri sawit Indonesia demi keberlanjutan dan penguatan ekonomi nasional.
"Program PSR yang hari ini kita laksanakan adalah upaya untuk mewujudkan keberlanjutan tersebut, dengan harapan akan dilanjutkan dengan penanaman di kebun-kebun rakyat lainnya yang produktivitasnya sudah rendah," pungkasnya.
"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan dan penyumbang devisa terbesar non-migas, dan sekaligus sebagai eksportir terbesar minyak sawit di dunia dengan menguasai lebih dari 58% pangsa pasar dunia," ujar Airlangga.
Airlangga menambahkan, industri kelapa sawit nasional juga telah menciptakan lapangan kerja kepada lebih dari 16 juta tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah memprioritaskan untuk menjamin terwujudnya keberlanjutan industri sawit Indonesia demi keberlanjutan dan penguatan ekonomi nasional.
Baca Juga
"Program PSR yang hari ini kita laksanakan adalah upaya untuk mewujudkan keberlanjutan tersebut, dengan harapan akan dilanjutkan dengan penanaman di kebun-kebun rakyat lainnya yang produktivitasnya sudah rendah," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda