Rupiah Kembali Berotot di Awal Pekan Saat Yuan China Merosot

Senin, 15 Juni 2020 - 10:23 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Senin (15/6/2020) dibuka kembali berotot setelah sempat tergelincir pada akhir pekan kemarin. Foto/Dok
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Senin (15/6/2020) dibuka kembali berotot setelah sempat tergelincir pada akhir pekan kemarin. Penguatan mata uang Garuda mengiringi kejatuhan dolar Australia dan Selandia Baru di tengah kekhawatiran atas gelombang kedua kasus baru corona.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka menanjak naik menjadi Rp14.228/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah hanya menguat tipis dibandingkan sebelumnya di Rp14.257/USD.

( )

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi merangkak naik hingga level Rp14.016/USD. Raihan itu menunjukkan rupiah mampu naik tipis dari akhir pekan kemarin.



Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange ikut melompat ke level Rp14.059 per USD bila dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.133/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.052 hingga Rp14.070/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar Australia dan Selandia Baru jatuh melawan rekan mereka di AS pada hari Senin setelah kekhawatiran gelombang kedua dari virus corona di Beijing mendorong investor untuk menjual mata uang yang peka terhadap risiko.

Yuan Cina juga tenggelam cukup dalam pada perdagangan offshore setelah Beijing mencatat lusinan kasus baru dari virus corona dalam beberapa hari terakhir. Sementara Pounds Inggris jatuh melawan greenback lantaran negosiasi perdagangan antara Inggris Raya dan Uni Eropa tidak membuat kemajuan yang cukup berarti.

Dolar Australia AUD turun 0,39% menjadi 0,6827 melawan USD, sementara dolar Selandia Baru jatuh sebesar 0,33% menjadi 0,6420. Kedua mata uang diperdagangkan tertekan yang rentan terhadap sentimen risiko karena hubungan dekat mereka dengan ekonomi China dan komoditas global.

Di pasar offshore, Yuan jatuh ke 7,0877 per dolar, menyoroti kekhawatiran seputar proyeksi ekonomi ke depannya. Kerugian Yuan dapat dibatasi jika data pada produksi industri China dan penjualan eceran mengkonfirmasi pertumbuhan.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More