Harga Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi 8 Tahun, Begini Kata Pertamina

Jum'at, 04 Maret 2022 - 13:35 WIB
Menyusul terjadinya kenaikan harga minyak mentah dunia yang telah menembus USD 110 per barel atau tertinggi sejak tahun 2014, Pertamina bilang begini usai menaikkan harca BBM. Foto/Dok
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan energi di Indonesia terpenuhi. Pernyataan perseroan menyusul terjadinya kenaikan harga minyak mentah dunia yang telah menembus USD 110 per barel per Kamis (3/3/2022) kemarin, menyusul konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas. Dimana, harga minyak mentah dunia ini adalah yang tertinggi sejak tahun 2014 yang rata-rata mencapai USD 93,17 per barel.



Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina terus mencermati kenaikan harga minyak mentah dunia dan dampak-dampak strategisnya. Meski begitu, Pertamina berupaya menjaga pasokan BBM dan LPG nasional, menjamin distribusi BBM dan LPG sampai ke seluruh masyarakat Indonesia, hingga memastikan keberlanjutan ekosistem energi nasional di tengah tantangan harga minyak mentah dunia yang terus melambung ini.



“Kegiatan operasional Pertamina dari hulu, kilang sampai hilir, tetap berjalan dengan baik untuk menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Fajriyah, dikutip Jumat (4/3/2022).

Menurut Fajriyah, dengan upaya ini, maka Pertamina memastikan ekosistem migas nasional juga dapat berjalan dengan baik agar terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan dukungan stakeholder, Pertamina akan terus meningkatkan kinerja menghadapi tantangan dinamika energi global dan transisi energi dunia agar menjamin ketahanan dan kemandirian energi nasional yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” tandas dia.



Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencatat kenaikan harga minyak mentah dunia yang disebabkan perang antara Rusia-Ukraina. Jokowi pun menegaskan kenaikan harga minyak ini harus diwaspadai untuk mencegah terjadinya kelangkaan energi.

"Kelangkaan energi. Dulu sebelum perang harganya naik karena kelangkaan. Ditambah perang (harganya) naik lagi. Sekarang harga per barel sudah di atas 100 US Dollar yang sebelumnya hanya 50-60 (dollar AS)," ungkap Jokowi.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More