Perang Rusia Ukraina Adalah Bencana Ekonomi, Bank Dunia Memperingatkan
Minggu, 06 Maret 2022 - 23:15 WIB
Pasokan Rusia untuk komoditas ini dibatasi karena sanksi ekonomi yang terus meluas, akibatnya menyulitkan seluruh dunia untuk membeli produknya. Kiriman dari Rusia telah terhenti mengingnat perang dengan Ukraina membuat beberapa pelabuhan ditutup.
"Tidak ada cara untuk pulih dengan cepat terkait hilangnya pasokan dari Ukraina dan Rusia, dan pada akhirnya membuat harga jadi lebih tinggi," kata Malpass.
Bos Bank Dunia itu juga mengatakan hal yang sama berlaku untuk pasokan energi Rusia, dan itu menjadi pukulan berat bagi Eropa Barat. Di mana pemerintah telah "mengabaikan aspek lain tentang bagaimana memiliki cukup listrik".
Sekitar 39% listrik Uni Eropa berasal dari pembangkit listrik yang membakar bahan bakar fosil, dan Rusia adalah sumber terbesar minyak dan gas wilayah itu. Ketika Uni Eropa ingin mempercepat transisinya ke sumber energi lain, pemerintah Vladimir Putin "mungkin secara permanen kehilangan beberapa pasar mereka," kata Malpass.
Hilangnya pendapatan seperti itu hanyalah salah satu cara bahwa perang ini akan merusak standar hidup di Rusia, demikian juga akan jatuhnya nilai rubel (mata uang Rusia) dan inflasi.
Sementara itu Bank Dunia telah berkomitmen mengucurkan USD7,9 miliar untuk membantu mengembangkan ekonomi Ukraina sejak revolusi 2014. Uang itu telah membantu negara itu melakukan reformasi ekonomi yang luas termasuk privatisasi sektor energi dan perbankan, serta upaya untuk membuat lahan pertaniannya lebih produktif.
Bencana Ekonomi
Kurang dari sebulan sebelum invasi Rusia, bank sentral Ukraina memperkirakan bahwa ekonomi senilai USD180 miliar akan tumbuh 3,4% tahun ini, setelah mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Namun, perang berarti "dampak bencana bagi ekonomi kita, dan untuk kawasan secara keseluruhan", menurut Alexander Rodnyansky, yang merupakan penasihat ekonomi presiden Zelensky.
"Tidak ada cara untuk pulih dengan cepat terkait hilangnya pasokan dari Ukraina dan Rusia, dan pada akhirnya membuat harga jadi lebih tinggi," kata Malpass.
Bos Bank Dunia itu juga mengatakan hal yang sama berlaku untuk pasokan energi Rusia, dan itu menjadi pukulan berat bagi Eropa Barat. Di mana pemerintah telah "mengabaikan aspek lain tentang bagaimana memiliki cukup listrik".
Sekitar 39% listrik Uni Eropa berasal dari pembangkit listrik yang membakar bahan bakar fosil, dan Rusia adalah sumber terbesar minyak dan gas wilayah itu. Ketika Uni Eropa ingin mempercepat transisinya ke sumber energi lain, pemerintah Vladimir Putin "mungkin secara permanen kehilangan beberapa pasar mereka," kata Malpass.
Baca Juga
Hilangnya pendapatan seperti itu hanyalah salah satu cara bahwa perang ini akan merusak standar hidup di Rusia, demikian juga akan jatuhnya nilai rubel (mata uang Rusia) dan inflasi.
Sementara itu Bank Dunia telah berkomitmen mengucurkan USD7,9 miliar untuk membantu mengembangkan ekonomi Ukraina sejak revolusi 2014. Uang itu telah membantu negara itu melakukan reformasi ekonomi yang luas termasuk privatisasi sektor energi dan perbankan, serta upaya untuk membuat lahan pertaniannya lebih produktif.
Bencana Ekonomi
Kurang dari sebulan sebelum invasi Rusia, bank sentral Ukraina memperkirakan bahwa ekonomi senilai USD180 miliar akan tumbuh 3,4% tahun ini, setelah mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Namun, perang berarti "dampak bencana bagi ekonomi kita, dan untuk kawasan secara keseluruhan", menurut Alexander Rodnyansky, yang merupakan penasihat ekonomi presiden Zelensky.
tulis komentar anda